Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Tanah Longsor Jadi 67 Keluarga

Kompas.com - 04/02/2011, 20:53 WIB

JEMBER, KOMPAS.com — Jumlah pengungsi akibat tanah longsor di kawasan perkebunan di Desa Suci dan Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (4/2/2011) terus bertambah menjadi 67 keluarga.

Sebanyak 46 keluarga berada di Afdeling Kahendran, Desa Pakis, dan sebanyak 21 keluarga mengungsi di kawasan Afdeling Kaliklepuh, Desa Suci, keduanya masuk kawasan Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) di Kecamatan Panti.

"Sebagian warga masih trauma dengan banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Panti tahun 2006, yang menewaskan 100 orang, sehingga banyak warga memilih mengungsi ke lokasi aman," tutur Direktur Teknik dan Produksi PDP Jember Sudarisman.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah titik di kawasan perkebunan milik PDP longsor. Bahkan, sejumlah tanaman kopi dan kakao rusak akibat longsor.

"Karyawan PDP bersama warga bekerja sama untuk membersihkan tanah longsor yang menimbun akses jalan menuju Kebun Kaliklepuh dan Afdeling Gunung Pasang," tuturnya.

Kepala Desa Pakis Zaini mengatakan, tanah longsor di dekat permukiman Afdeling Kahendran itu merusak satu rumah dan lima rumah terendam longsoran setinggi 30-50 sentimeter.

"Rumah yang rusak milik Pak Her, karyawan PDP. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, hanya satu rumah rusak dan beberapa rumah terkena longsor," katanya.

Di kawasan Afdeling Kahendran terdapat 200 keluarga. Sebanyak 46 keluarga mengungsi karena rumah mereka di samping kanan dan kiri tebing yang longsor.

"Perangkat desa telah menyiapkan lokasi pengungsian berupa tenda-tenda darurat yang berjarak 100 meter dari permukiman mereka. Lokasi pengungsian dipastikan aman karena letaknya agak tinggi dari tebing," ucapnya.

Zaini mengaku khawatir terjadi tanah longsor susulan yang menutup jalan dan sungai, yang bisa meluap ke permukiman warga karena curah hujan di kawasan setempat masih cukup tinggi.

"Warga di kawasan perkebunan Afdeling Kahendran masih waswas dengan cuaca yang masih ekstrem karena kondisi tanah labil. Tanaman kopi dan kakao di perkebunan tidak mampu menyerap air hujan yang cukup deras," tuturnya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com