JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan yang terjadi di Kairo, Mesir sejak 25 Januari lalu membuat beberapa warga kesulitan mencari bahan pangan. Selain harga-harga melonjak, stok di toko-toko pun semakin menipis. Belum lagi banyak toko yang memutuskan menutup tokonya dengan alasan keamanan.
Habibi (23), yang baru saja menikah dengan istrinya, Siti Maesaroh (23) terpaksa harus mengakali kehidupannya selama Mesir rusuh. "Yah terpaksa kami akal-akali, yang biasanya makan ikan, ini cukup makan telor sama sambel," ujar Habibi, Rabu (2/2/2011), di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Meski baru tinggal dua minggu di Mesir, Habibi menjelaskan kenaikan harga beras dan cabai sampai 50 persen. "Belum lagi stokan berkurang karena truk dan bus itu tidak boleh melintas. Toko-toko juga banyak yang tutup supaya aman," ujarnya. Kesulitan yang dihadapi Mardiyah (25) lain lagi.
Tinggal bertiga dengan suami dan anak yang baru berumur 1 tahun 3 bulan, Mardiyah mengaku hanya makan mie dan telor selama seminggu. "Yang susahnya di sana kami tidak bisa ambil uang karena banyak aksi jarah, akhirnya kami pinjam uang tapi cuma dapat 50 pound," ujar Mardiyah.
Jumlah tersebut, lanjutnya, hanya cukup untuk membeli satu kotak susu bayi senilai 35 pound. "Akhirnya karena uang nggak ada kami makanlah mie dan telor. Kalau keluar juga takut jadi selalu di rumah bertiga," ujar Mardiyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.