Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H-2 Jelang Imlek, Pengemis Kian Menjamur

Kompas.com - 01/02/2011, 14:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Kamis (3/2/2011), ratusan pengemis mulai terlihat di sejumlah kelenteng atau vihara di kitaran wilayah Jakarta Barat, Selasa (1/2/2011). Salah satunya adalah di Kelenteng Jin De Yuan atau biasa dikenal dengan Vihara Darma Bhakti di kawasan Petak 9, Glodok, Jakarta Barat.

Sedikitnya, 100-an pengemis terlihat menyebar di sepanjang pintu masuk kelenteng. Pengemis ini kebanyakan datang dari luar Jakarta seperti Tangerang, Karawang, Bekasi, Bogor, Depok, serta sejumlah wilayah lainnya. Mereka sengaja datang ke Jakarta untuk mendapatkan rezeki di tengah perayaan Tahun Baru Imlek.

Samsuri (40), pengemis asal Karawang, Jawa Barat, misalnya, datang membawa isteri dan kedua anaknya. Ia mengaku sudah lima tahuan mengemis di Kelenteng Jin De Yuan pada saat-saat menjelang perayaan Imlek.

"Biasanya saya muter-muter saja. Sebelum ke Jakarta saya pernah juga mengemis di kelenteng di Semarang. Tapi, di Jakarta hasilnya bisa lebih banyak," kata Samsuri.

Samsuri mengaku sudah sejak seminggu lalu berada di kawasan Kelenteng Jin De Yuan ini. Seminggu mengemis, hasil yang didapatnya terasa belum mencukupi kehidupannya.

Dia mengakui, hari-hari ini memang belum banyak umat yang sembahyang. Rata-rata, perhari Samsuri hanya mendapatkan sekitar Rp 15 ribu-Rp 25 ribu. Namun, ia yakin, penghasilannya akan meningkat pada satu hari menjelang hari H.

"Ya, hasilnya belum banyak. Biasanya akan banyak saat sehari menjelang Imlek. Saat itu seharian bisa Rp 50 ribu dan kalau hari Imleknya bisa lebih dari Rp 100 ribu," ujarnya.

Aliah (55), pengemis lainya yang memang setiap hari berada di lingkungan kelenteng itu, mengaku pendapatannya berkurang jika pengemis musiman datang. Menurutnya, pengemis yang datang ke Petak Sembilan tahun ini bertambah banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu membuat penghasilannya dirasakan berkurang, karena semakin banyak saingan.

"Kalau saya mah sudah tiap hari di sini, kalau mereka (pengemis musiman) sudah pada datang, jadi, ya, pada rebutan," kata Aliah.

Pada dasarnya, para pengemis itu mengaku tidak ingin memiliki pekerjaan seperti ini.

"Saya begini buat makan. Maunya tidak ngemis, tapi bagaimana saya makan? Yang penting halal, enggak nyuri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com