Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Lahar, Tarif Angkutan Naik

Kompas.com - 25/01/2011, 21:31 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Tarif angkutan naik hingga lebih dari 200 persen saat terjadi banjir lahar dingin di jalan Magelang-Yogyakarta,  Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, karena kendaraan harus memutar melalui jalan alternatif yang cukup jauh.

Pengemudi angkutan Muntilan-Tempel, Mujiran, Selasa (25/1/2011) di Magelang, mengatakan, kenaikan tarif angkutan lebih dari 200 persen saat jalan raya di Jumoyo ditutup karena dilewati arus banjir lahar.

Pada kondisi normal, melalui jalur tersebut setiap penumpang ditarik Rp 3.000 per orang dan jika melalui jalur alternatif penumpang diminta membayar Rp 10.000.

"Kami tidak memaksa. Kami hanya mengangkut penumpang yang bersedia membayar ongkos tersebut," katanya.

Pengemudi angkutan Borobudur-Yogyakarta, Edi, menyatakan, akibat sering terjadi banjir lahar dingin dalam sebulan terakhir, banyak angkutan terpaksa tidak beroperasi karena khawatir merugi.

Di jalur tersebut terdapat 20 armada, tetapi saat ini rata-rata hanya delapan armada yang beroperasi setiap hari.

Semula satu armada bisa beroperasi tiga kali pergi-pulang, tetapi sekarang hanya dua kali karena perjalanan memakan waktu lebih lama. Jika jalan ditutup, mereka harus melalui jalur alternatif dan jika jalan dibuka, lalu lintas padat merayap.

"Jika melalui jalur alternatif, kami terpaksa meminta penumpang membayar lebih. Tidak pasti besarnya, terserah mereka," katanya.

Kepala Terminal Muntilan Munarto mengatakan, sejumlah angkutan yang melalui jalur Gempol adalah bus malam antarkota antarprovinsi; bus Yogyakarta-Semarang; minibus jurusan Yogyakarta-Borobudur, Muntilan-Srumbung, Muntilan Ngluwar, dan Muntilan-Tempel; serta angkudes jurusan Muntilan-Srumbung.

Saat terjadi banjir lahar dingin, kebanyakan angkudes dan minibus memilih berhenti beroperasi. Sebab, jika menggunakan jalur alternatif, jaraknya terlalu jauh sehingga mereka bisa merugi.

Jika cuaca mendung, terminal mulai sepi karena angkutan berhenti beroperasi. Semula setiap hari terdapat 60 bus Yogyakarta-Semarang yang masuk terminal, tetapi saat ini tidak sampai 30 bus.

Salam-Muntilan berjarak 7 kilometer. Namun, jika jalan Gempol ditutup, jalur Yogyakarta-Muntilan dialihkan melalui Semen-Ngluwar-Tanjung yang berjarak sekitar 20 kilometer. Adapun minibus dan angkudes bisa melewati jalur alternatif Muntilan-Gulon-Ngepos-Salam yang berjarak 20 kilometer.

"Jika melewati jalur alternatif, angkutan terpaksa menaikkan tarif karena mereka menghabiskan lebih banyak bahan bakar. Hal ini bisa dimaklumi asal disepakati antara penumpang dan angkutan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com