Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

592 Pengidap HIV/AIDS akibat Heteroseks

Kompas.com - 21/01/2011, 16:15 WIB

SENTANI, KOMPAS.com — Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura, Papua, yang meninggal dunia pada 2010 sekitar 200 orang.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayapura Drs Purnomo, SE, di Sentani, Jumat (21/1/2011), mengatakan, jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada 2009 sekitar 180 orang.

"Rata-rata yang meninggal akibat lambat mendapat pengobatan karena mereka baru memeriksakan diri pada saat sudah memasuki stadiun empat," katanya.

Ia mengatakan, karena penyakit tersebut dianggap sebagai aib yang tidak bisa diketahui oleh orang lain sehingga pengidap enggan melakukan pemeriksaan sebelum parah.

Pada 2009 jumlah orang dengan HIV/AIDS atau ODHA yang meninggal dunia sebanyak 180 orang, sementara pada 2010 meningkat sekitar 12 orang.

Dikatakan, pada 2010 jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura cukup tinggi, yakni mencapai 609 orang, yang terdiri dari laki-laki 242 orang, perempuan 367 orang, dengan rincian IRT 164 kasus, lain-lain 124 kasus, PSK 102 kasus, buruh/petani 61 kasus, PNS 37 kasus, pelajar/mahasiswa 41 kasus, dan swasta 57 kasus.

Dengan rincian usia 20-29 sebanyak 285 orang, usia 30-39 sebanyak 198 orang, 15-19 sebanyak 44 orang, usia 40-49 sebanyak 55 orang, dan usia 1-4 tahun sebanyak 12 orang.

Jumlah yang terbanyak dari Distrik Sentani 320 kasus, Sentani Timur 126 kasus, Kaureh 26 kasus, Nimboran 20 kasus, dan Distrik Sentani Barat 25 kasus.

Sebagian besar pengidap HIV/AIDS di bumi Kenambay Umbay ini tertular melalui hubungan heteroseksual sebanyak 592 orang, ibu ke anak sebanyak empat orang, dan transfusi darah sebanyak tujuh orang.

Purnomo mengatakan, penularan virus HIV/AIDS di Jayapura sudah cukup mengkhawatirkan jika dilihat dari data yang ada dari tahun ke tahun terus meningkat, meskipun yang baru terdeteksi adalah yang ingin melakukan pemeriksaan secara sukarela.

"Tidak ada distrik yang bebas dari HIV/AIDS, semuanya sudah terjangkit. Jadi ini yang membuat kami bekerja keras untuk memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat sampai ke kampung-kampung," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com