Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kepalsuan Panggung

Kompas.com - 16/01/2011, 04:03 WIB

Di balik gemerlap panggung hiburan malam, ada kehidupan lain, yaitu panggung hidup sesungguhnya. Ada kepalsuan yang menjadi hiburan, ada realitas kehidupan di balik kepalsuan. 

Burlesque adalah sebuah kelab, tempat hiburan malam di kota Los Angeles (LA). Di tempat itu setiap malam perempuan-perempuan menari dan pura-pura menyanyi alias lip sync. Orang-orang datang untuk melihat tubuh-tubuh menggeliat, berlenggak-lenggok dalam pakaian ketat membungkus badan. Mereka berdandan mewah-mewah menor dengan bibir merah di bawah guyuran sinar gemerlapan.

Di balik cahaya gemerlapan panggung hiburan itu ada kehidupan para penari, musisi, awak panggung, pemilik kelab, dan gadis pengangguran yang mencoba peruntungan menjadi juru hibur. Dua lapis panggung kehidupan itulah yang disodorkan Burlesque, film garapan sutradara Steven Antin yang dibintangi dua bintang Cher dan Christina Aguilera.

Di belakang panggung itu ada badut-badut komedi kehidupan yang sesungguhnya. Tersebutlah, Tess (Cher), perempuan pemilik kelab Burlesque. Ia adalah mantan primadona panggung. Namun, kini gurat-gurat di wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak lagi muda.

Kelab yang ia kelola terancam bangkrut karena utang. Ia harus mati-matian mempertahankan Burlesque yang telah menjadi bagian dari nyawanya sendiri. Di tengah kecemasan hatinya, ia tetap taat pada kredo panggung, the show must go on. Artinya, tubuh-tubuh itu harus tetap berlenggok, musik harus tetap gempita.

Ada pula Ali (Christina Aguilera), perempuan udik asal kota ternak Iowa yang bermimpi menjadi penyanyi di LA. Ia datang ke Burlesque untuk hanya diterima sebagai penyaji minuman. Namun, persentuhan jalan hidup kedua boneka panggung inilah yang kemudian mengubah kehidupan masing-masing.

Film ini mengalir seturut perjalanan tokoh Ali yang bosan dengan kehidupan kota kecil. Ali yang diterima sebagai penyaji minuman itu semula diremehkan oleh siapa pun di kelab Burlesque, terutama oleh Tess sebagai pemilik kelab. Keinginan Ali untuk pamer kemampuan menari dan menyanyi dianggap angin lalu. Ali nekat beraudisi dan Tess memintanya menari dengan iringan lagu ”Wagon Wheel Watusi” karya Elmer Bernstein. Itu nomor sulit, tetapi Ali melakukannya dengan luar biasa. Ali diterima.

Nikki, primadona Burlesque, sangat iri dengan kemampuan Ali. Nikki melakukan cara licik untuk mempermalukan pamor Ali di atas panggung. Akan tetapi, justru pada saat diliciki itulah, Ali mampu membuktikan diri sebagai bintang panggung. Sejak itu, ia menjadi primadona panggung Burlesque. Ia bahkan punya jasa untuk menghidupkan kelab yang hampir ambruk oleh utang itu. 

Cher dan Aguilera

Seperti pada film musikal Moulin Rouge (2001) atau Chicago (2002), Burlesque berpusat pada panggung dan kehidupan di balik panggung. Seperti kedua film tersebut, Burlesque juga bertutur bahwa di belakang ingar-bingar panggung ada air mata, cemburu, dengki, benci, dan cinta. Sesuai hukum panggung, primadona akan dipuja, tetapi setelah muncul tokoh yang lebih prima lagi, ia akan tersisihkan.

Cher menunjukkan kemampuan baik sebagai penyanyi ataupun aktris. Pada satu adegan, ia bernyanyi sendiri di panggung sepi tanpa penonton. Saat itu ia dalam kondisi putus asa sebagai pemilik kelab jelang gulung tikar. Kekecewaan, kegagalan memancar lewat suara, interpretasi lagu, dan sorot wajahnya. Cher mampu mengeluarkan bekas-bekas keprimadonaan tokoh Tess.

Christina Aguilera masih lebih banyak mengesankan sebagai penyanyi ketimbang seorang aktris. Nyanyian dan gaya di panggung lebih terkesan sebagai penyanyi saat tampil di panggung atau di klip. Ia tampak nyaman dalam kapasitasnya sebagai penyanyi itu. Namun, posisi dan kemampuannya sebagai penyanyi itulah yang memperkuat film penuh nyanyian yang dicalonkan sebagai peraih predikat film terbaik versi Golden Globe. (XAR)

• Sutradara: Steven Antin • Pemeran: Cher, Christina Aguilera, Eric Dane, Cam Gigandet, Julianne Hough, Kristen Bell, Stanley Tucci • Musik: Linda Perry, Sia Furler, Samuel Dixon, Christina Aguilera, Diane Warren • Skenario: Susannah Grant, Steven Antin • Produksi: De Line Pictures, 2010

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com