Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak dan Anggaran yang Terbatas

Kompas.com - 13/01/2011, 04:08 WIB

Kerusakan jalan kini menjadi isu hangat masyarakat di sekitar jalur selatan Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah. Tak hanya jalan desa dan kabupaten, kerusakan terjadi di jalan nasional dan provinsi. Unjuk rasa terjadi. Tak cukup berdemo, masyarakat yang jengkel menanam pohon di jalan rusak.

”Sebenarnya, kami capek terus protes. Setiap tahun selalu rusak begini. Telah banyak korban akibat jalan yang rusak ini. Tetapi, mana perbaikannya?” ujar Purwanto (40), warga Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, Senin (10/1).

Pekan lalu, Purwanto dan ratusan warga Tegalkamulyan berunjuk rasa. Jalan Lingkar Selatan Cilacap mereka blokir. Titik-titik jalan yang rusak ditanami pohon pisang dan daun kelapa. Beberapa helai spanduk bernada protes menggelantung di jalan. Kendaraan-kendaraan roda empat, truk, dan bus pun kesulitan untuk lewat.

”Sesungguhnya, kami tak menghalangi kendaraan lewat. Kami marah, kenapa jalan rusak dibiarkan terus. Sudah 10 pengendara sepeda motor yang jadi korban jalan rusak ini. Dulu pernah diperbaiki, tapi hanya ditambal saja. Setelah itu rusak lagi,” kata Purwanto.

Protes yang sama juga dilakukan warga di Desa Karangpucung, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Senin. Mereka menanam sebatang pohon sengon di jalan yang penuh lubang. Kerusakan jalan terjadi karena banyaknya truk yang hilir mudik mengangkut tanah dan pasir dari tambang galian C. Namun, sudah berbulan-bulan tak ada perhatian atas kerusakan itu dari pemerintah.

Sesungguhnya, persoalan jalan rusak di jalur selatan yang melalui wilayah Cilacap bukan masalah baru. Selama bertahun-tahun kerusakan jalan menemani keseharian warga.

Hampir 90 persen jalan kabupaten di kota industri Cilacap rusak. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengakui, dari sekitar 1.010 kilometer panjang ruas jalan di wilayahnya, lebih dari 50 persen rusak parah.

Kondisi terparah terjadi di Cilacap bagian barat, yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Tak heran, bagi warga Cilacap barat ada anekdot, jika naik kendaraan sambil tidur dan tiba-tiba terbangun, berarti sudah masuk wilayah Cilacap.

Dari sisi anggaran, besaran alokasi yang disediakan APBD Cilacap sangat kecil, dibandingkan dengan besarnya kerusakan. Sepanjang tahun 2010 hanya dialokasikan satu persen atau Rp 10 miliar dari nilai APBD yang ada. Tatto berdalih, dana di APBD sangat terbatas, karena 80 persen habis tersedot untuk belanja pegawai atau membayar pegawai negeri. ”Kenyataannya memang anggaran yang kami miliki terbatas,” ujarnya.

Di Kabupaten Banyumas, otoritas kepolisian setempat mengeluhkan buruknya jalan. Kepala Kepolisian Resor Banyumas Ajun Komisaris Besar Untung Widyatmoko menyebutkan, sepanjang 2010 terdapat 67 orang meninggal dunia dan 46 luka berat akibat kecelakaan. Penyebabnya adalah para korban itu berupaya menghindari jalan rusak.

”Saat menghindari lubang atau gelombang di jalan, pengendara itu tertabrak mobil,” katanya. (M Burhanudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com