ARBAIN RAMBEY
Dua karya dari siswa Sekolah Pilar Indonesia yang bisa dijadikan contoh adalah foto karya Olin yang menggambarkan seorang gadis bermain air dari sebuah botol serta sebuah karya berjudul ”Revolution” karya Fathir.
Karya Olin itu menunjukkan bahwa dia punya obsesi memotret sebuah gerakan cepat. Dan gerakan cepat itu ia visualkan pada gerakan air yang keluar dari botol. Bahwa foto itu punya bidang latar belakang yang rumit dan tidak indah untuk definisi fotografi secara umum, itu tidak penting benar. Bagi Olin, ia telah ”berhasil” memvisualkan obsesinya tentang gerakan cepat itu pada selembar foto.
Hal visualisasi yang punya sisi lain adalah foto berjudul ”Revolution”. Di sini, sang fotografer tampaknya menghubungkan revolution dengan sebuah gerakan memutar, dan bukan kejadian perebutan kekuasaan pada sebuah negara. Saat sang fotografer melihat ada ”benda” yang merupakan visualisasi gerakan memutar itu, dia langsung memotretnya.
Endapan kenangan
Dalam fotografi, sebuah foto yang kita hasilkan selalu merupakan ”gabungan” dari aneka memori yang ada di benak kita. Visualisasi selalu merupakan hasil endapan pemikiran, sedangkal apa pun pemikiran itu.
Seorang fotografer akan menghasilkan karya berdasarkan berbagai pengalaman yang pernah dialaminya, baik itu pengalaman visual maupun pengalaman dari sisi lain.
Pelan tapi pasti, orang yang makin sering memotret akan punya ciri khas pada karyanya. Karya fotografi bagaimana pun adalah karya personal.
Selanjutnya, kita bisa melihat beberapa karya pemenang dari sebuah lomba foto yang digagas sabun kecantikan Shinzui beberapa waktu lalu. Dengan tema ”putih”, kita bisa melihat dengan jelas bahwa makna ”putih” bisa divisualisasikan dalam berbagai keluaran.
Ada yang menganggap putih itu adalah warna kulit dan pakaian, ada yang menganggap bahwa putih itu tembok, tapi ada pula yang dengan serta-merta memotret sabun dalam arti sesungguhnya.
Terakhir, perhatikanlah visualisasi pada lomba mingguan Klinik Fotografi Kompas dengan tema ”panas/uap/asap”. Berbagai produk visualisasi bisa muncul tergantung pada banyak hal: adegan yang tersedia, kemampuan mereka-reka adegan, serta kemampuan untuk memotret dengan cepat.
Dalam fotografi, visualisasi memegang peranan sangat penting. Visualisasi bisa dikatakan lebih dari separuh proses memotretnya secara keseluruhan. Kalau visualisasi di benak sudah siap, memotret sebenarnya hanya masalah menekan tombol rana di lokasi pemotretannya.