Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Jembatan Rusak

Kompas.com - 07/01/2011, 04:14 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 12 jembatan di wilayah Sleman, DI Yogyakarta, rusak tergerus lahar dingin. Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Sleman belum berencana membangun jembatan pengganti karena ancaman lahar dingin masih besar.

Menurut Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman, DIY, Djoko Sardjono, Kamis (6/1), pihaknya menunggu musim hujan selesai.

Dari 12 jembatan, 7 di antaranya berada di atas Kali Opak, Kecamatan Cangkringan, yakni Jembatan Pagerjurang, Krajan (Geblok), Panggung, Teplok, Klangen, Kliwang, dan Salam. Putusnya Jembatan Krajan membuat ruas jalan alternatif Magelang-Solo terputus.

Kepala Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan DPUP Sleman, Warsono, mengatakan, gerusan lahar dingin yang melewati Opak sangat besar. ”Yang bisa kami lakukan hanya mengalihkan arus lalu lintas,” ujarnya. Warga kini harus memutar hingga 10 kilometer.

Ancaman banjir lahar di Sleman muncul dari empat sungai besar, yakni Opak, Gendol, Boyong, dan Kuning. Pihaknya saat ini tak bisa berbuat banyak untuk melindungi jembatan lain dari ancaman banjir lahar dingin.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, Salamun, mengatakan, minggu ini, Pemprov DIY akan mem- buat jembatan darurat Bailey untuk menggantikan Jembatan Krajan.

Kepala Dinas PUP ESDM DIY Rani Sjamsinarsi menuturkan, penanganan lahar dingin membutuhkan waktu lama. Untuk penanganan banjir lahar dingin di Kali Code, pemprov bersama Pemkot Yogyakarta terus mengeruk sedimen. Pemprov menganggarkan dana APBD DIY Rp 1 miliar untuk pengerukan dan Rp 1,9 miliar untuk penanganan di bagian hilir, yaitu Bantul.

Kepala Seksi Pelaksana Danau dan Waduk Balai Besar Wilayah Sungai Opak Serayu, Sigid Santoso, mengakui, kewalahan mengeruk sedimen lahar dingin. Meski sudah mengerahkan 76 alat berat, dan menelan biaya sekitar Rp 30 miliar, diperkirakan dibutuhkan waktu lima tahun untuk normalisasi sungai.

Hingga kini, kekurangan pasokan air warga di lereng Merapi belum terpecahkan. PMI yang mendistribusikan air bersih mengaku sudah berupaya maksimal dan bergerak bersama se-DIY. Namun, pendistribusian belum bisa ditambah.

Penduduk Kabupaten Boyololi, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng Merapi, berharap pemerintah segera membenahi instalasi air bersih maupun infrastruktur transportasi yang rusak akibat banjir lahar dingin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com