Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maman: Uang Diserahkan di Ruang Susno

Kompas.com - 06/01/2011, 16:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Maman Abdurrahman, mantan Kepala Bidang Keuangan Polda Jawa Barat, mengakui diperintahkan Komjen Susno Duadji selaku Kepala Polda Jabar untuk menyerahkan dana sekitar Rp 4,5 miliar. Dana itu diambil dari hasil pemotongan pemilihan umum kepala daerah Jabar tahun 2008.

Maman, saat bersaksi di sidang terdakwa Susno di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (6/1/2011), mengatakan, awalnya ia diperintah Susno untuk memotong dana sekitar Rp 8 miliar dari total dana hibah Pemerintah Provinsi Jabar sekitar Rp 28 miliar.

Maman mengatakan, atas perintah Susno, uang Rp 8 miliar itu kemudian disimpan di rekening atas namanya setelah sempat disimpan di brankas. Maman lalu mengambil dana untuk Susno dalam empat tahap. "Apa Susno tahu uang (yang diserahkan itu) hasil pemotongan," tanya Charis Mardiyanto, ketua majelis hakim. "Ya tahu, kan perintah beliau (pemotongan)," jawab Maman.

Pertama, Maman mengaku diperintah Susno untuk menukarkan dollar AS. Dia lalu mengambil Rp 1,3 miliar lalu ditukar ke money changer dengan 108.000 dollar AS. Uang itu langsung diserahkan di ruang kerja Susno. Maman kembali menukar uang sekitar Rp 2 miliar dengan dollar AS dalam dua tahap. Penukaran semuanya dilakukan di Bank Mandiri di Bandung.

"Keempat, saya diperintah tukar traveller cheque (cek perjalanan) 40 lembar masing-masing Rp 25 juta. Perintahnya (cek itu) nanti saya kasih teman-teman," ucap Maman.

Sisa dana pemotongan, lanjut Maman, diperintahkan Susno, untuk membeli mobil dinas Kapolda jenis Toyota Camry senilai Rp 425 juta, mobil untuk Bhayangkari jenis APV senilai Rp 115 juta, pembangunan gedung olahraga Brimob sekitar Rp 300 juta.

Seperti diberitakan, menurut jaksa penuntut umum, cek perjalanan digunakan Susno untuk membeli rumah di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, dan sebidang tanah di Bogor. Susno sudah berkali-kali membantah menerima uang dari Maman. Susno hanya mengaku memerintahkan Maman menukar dollar AS dengan uang pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com