Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silakan Masyarakat Ganti Cabai

Kompas.com - 04/01/2011, 18:13 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat DI Yogyakarta diimbau beralih ke produk pengganti cabai. Hal itu dilakukan untuk mengurangi permintaan cabai sehingga harga secara perlahan akan kembali ke posisi normal. Sayangnya, masyarakat sulit beralih ke produk pengganti.

"Masyarakat bisa mengganti cabai dengan saus atau produk olahan dari cabai yang harganya lebih murah. Toh kalau di rumah makan, biasanya kita juga disuguhi dengan saus, bukan sambal," kata Kepala Dinas Pertanian DIY Nanang Suwandi, Selasa (4/1/2011).

Selain produk olahan cabai, masyarakat juga bisa beralih ke rempah-rempah yang memiliki rasa pedas, misalnya merica. "Ibu rumah tangga bisa memakainya untuk bumbu masakan jika menginginkan rasa pedas. Dengan begitu, permintaan cabai akan menurun. Sesuai dengan hukum ekonomi, harga cabai pun akan ikut turun," katanya.

Menurut dia, kenaikan harga cabai di DIY disebabkan kegagalan panen di sekitar Merapi. Sebenarnya, hasil panen di daerah Kulon Progo tergolong bagus, tetapi pedagang membawanya ke luar daerah. Mereka tergiur dengan tawaran harga yang lebih tinggi. Akibatnya, pasokan cabai di tingkat lokal tidak mencukupi. Petani di Kulon Progo menanam cabai di lahan pasir sehingga lebih tahan meski curah hujan sangat tinggi.

"Bayangkan di luar daerah harga cabai lebih dari Rp 100.000 per kg, sementara di DIY paling tinggi hanya Rp 75.000. Kondisi itu jelas menjadi peluang bagi petani cabai untuk melempar hasil panen ke luar daerah," paparnya.

Buruknya pasokan semakin diperparah dengan banyaknya petani yang mengganti komoditas cabai dengan padi. Cabai termasuk komoditas yang tidak tahan air, sedangkan padi memiliki karakter sebaliknya. Peralihan tersebut terlihat dari luas area panen padi selama tiga bulan terakhir yang meningkat dua kali lipat dari biasanya.

Bagi masyarakat, cabai sudah menjadi kebutuhan pokok seperti halnya beras. Meski diimbau beralih ke produk olahan, mereka tetap setia dengan cabai. Hanya saja, volume konsumsinya mengalami penurunan.

"Kalau makan tanpa sambal, rasanya hambar. Jadi, saya tetap membeli cabai, tetapi porsinya berkurang. Kalau biasanya saya beli 2 ons per hari, sekarang paling tidak sampai 1 ons," kata Hartini, ibu rumah tangga di Kotagede, Yogyakarta.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com