Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pil KB untuk Pria Diuji BPOM

Kompas.com - 04/01/2011, 18:07 WIB

JAKARTA,  KOMPAS.com -  Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) akan mempercepat pengujian terhadap pil kontrasepsi untuk pria. Apabila benar-benar terbukti manjur, lembaga itu siap mendukung peredaan pil pengendali laju sperma itu di pasaran.

"Kami segera teliti dan mempercepat proses pil tersebut. Ini untuk mendukung program pemerintah dalam menekan laju penduduk," kata Kepala Badan POM Kustantinah di Jakarta, Selasa (4/1/2011).

Pil yang dibuat dari ekstrak daun gendarussa itu sekarang sedang dikembangkan oleh Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Jawa Timur. Pil itu telah terbukti secara tradisional dapat menekan laju sperma.

"Pil itu di klaim dapat menaikkan vitalitas pria tapi menekan laju sperma. Nanti akan kita uji," terang Kustantinah.

Pil itu nantinya akan digunakan dalam program keluarga berencana yang akan digunakan oleh pria, sebagai alternatif bagi alat kontrasepsi lain seperti kondom atau vasektomi.

Dari data BKKBN, selama 30 tahun program Keluarga Bencana (KB) keberhasilannya dominan karena peranan wanita dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Pada tahun 2002 tercatat tingkat pemakaian kontrasepsi adalah 60,3 persen dimana kontribusi peserta KB pria terhadap angka itu hanya 1,3 persen yang terdiri dari penggunaan kondom saja.

Sementara itu, ekstrak daun gendarusa yang akan menjadi bahan utama pil KB untuk pria itu sudah dikenal luas sebagai tanaman yang biasa digunakan untuk dikonsumsi di tanah Papua. Tanaman merambat yang menyerupai sirih dan cara bekerjanya adalah melemahkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur disamping menaikkan vitalitas pria itu sendiri.

Senyawa aktif pada gendarussa yang berperan dalam kontrasepsi disebut gendarusin yang merupakan penghambat (inhibitor) enzim hialuronidase yang ada pada spermatozoa.

Enzim ini bertugas menghancurkan lapisan yang ada di sel telur karena Hiualurronidase adalah enzim yang pertama kali diekskresi pada saat terjadi kontak antara sperma dengan sel telur. Sejalan dengan itu kemampuan melisiskan (perusakan) lapisan terluar dari sel telur akan menurun, dengan demikian sel telur tidak dapat ditembus oleh spermatozoa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com