Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Sultan-Soekarno Dipublikasikan

Kompas.com - 04/01/2011, 16:02 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Foto antara Sultan Hamengku Buwono IX dan Presiden RI pertama Soekarno dipublikasikan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri Universitas Gadjah Mada. Foto yang jarang dipublikasikan ini dinilai penting karena menunjukkan keeratan kedua tokoh bangsa ini dalam periode awal Republik Indonesia.

Foto ini ditunjukkan oleh Guru Besar Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Suhartono Wiryopranoto, Selasa (4/1/2011), dalam kuliah umum Republik Yogya yang diselenggarakan untuk memperingati periode perpindahan pusat pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta, 4 Januari 1946-28 Desember 1949.

Foto berjudul "Empat Mata" ini menggambarkan Sultan Hamengku Buwono (HB) IX dan Presiden Soekarno yang tengah terlibat diskusi serius. "Foto ini sangat jarang dipublikasikan dan tidak saya temukan di buku-buku sejarah. Padahal, menurut saya, foto ini sangat penting maknanya. Adegan itu menggambarkan eratnya komunikasi Sultan HB IX dan Soekarno di awal-awal kemerdekaan Indonesia," kata Suhartono.

Suhartono menuturkan belum mengetahui siapa pengambil foto tersebut. Foto ditemukan tergeletak dalam tumpukan arsip di Keraton Kilen Yogyakarta sekitar tahun 2001. Dari latar belakangnya, pembicaraan serius kedua tokoh bangsa tersebut terjadi di salah satu bagian Keraton Yogyakarta sekitar periode perpindahan pusat pemerintahan ke Yogyakarta antara 1948 dan 1949.

Selain foto itu, Suhartono juga menunjukkan foto antara Sultan HB IX dan Sutan Syahrir. Dalam foto ini, keduanya tampak berbincang dalam suasana santai dan akrab. "Foto-foto ini menunjukkan bahwa Sultan HB IX merupakan salah satu tokoh kunci perjuangan berdirinya Republik Indonesia," ucapnya.

Periode Yogyakarta sebagai Ibu Kota RI itu berlangsung pada 4 Januari 1946-28 Desember 1949. Selama periode ini, 2.718 warga Yogyakarta tewas, 539 orang hilang, dan 736 orang terluka karena turut berjuang melawan Belanda. Hal ini menjadi salah satu bukti besarnya pengorbanan warga Yogyakarta untuk berdirinya Indonesia.

Mantan Ketua Senat Akademik UGM Prof Sutaryo mengatakan, peringatan Republik Yogya di UGM dimaksudkan untuk menggelorakan kembali semangat persatuan dan saling menghargai antara Keraton Yogyakarta dan Pemerintah Indonesia waktu itu. Nilai-nilai luhur kebersamaan, persatuan, dan saling menghargai antara Keraton Yogyakarta dan Pemerintah Indonesia itu perlu terus disampaikan kepada generasi muda saat ini. Persatuan dan saling menghargai itu membuat Indonesia mampu menghadapi berbagai permasalahan saat itu.

Terkait hal itu, sejarawan UGM Arief Akhyat mengatakan, hubungan Keraton Yogyakarta dengan RI telah berlangsung sangat lama dalam sejarah. Namun, saat ini hubungan tersebut dipandang secara kontemporer dan cenderung ahistoris atau mengabaikan sejarah. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com