JAKARTA, KOMPAS.com — Medan perang draf RUU Keistimewaan DI Yogyakarta sebentar lagi akan berada di DPR. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mendesak Dewan untuk menggunakan telinga batinnya dalam memberikan keputusan soal pengesahan RUU ini menjadi UU.
"DPR ya mudah-mudahan pakai telinga batin, bukan hanya telinga biasa, melainkan pakai telinga batin," ungkapnya di kantor Muhammadiyah, Rabu (15/12/2010).
Menurut Maarif, polemik keistimewaan DI Yogyakarta memang tidak tepat dimunculkan saat ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pemerintah dinilai hanya mencari masalah dan memperkeruh suasana saja. Sementara banyak persoalan bangsa lain yang belum terselesaikan dengan baik.
"Itu sesungguhnya suatu yang sebenarnya tidak perlu dimunculkan sekarang. Itu cuma bisanya bikin gara-gara dan goro-goro. Kan banyak persoalan bangsa yang belum ada solusi, maka itu ada," tambahnya.
Menurut Maarif, suasana kehidupan Yogyakarta yang sebelumnya tenang seakan-akan diusik-usik dengan alasan yang tidak perlu.
Menurutnya, pemerintahan SBY tengah kehilangan perspektif.
"Biarlah secara alami. Kalau suatu saat rakyat Yogyakarta mau pemilihan, silakanlah. Tapi, sekarang, momennya salah. Tidak tepat. Menambah gawat dan keruh situasi yang sudah keruh," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.