Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Gula Rafinasi Ancam 3,5 Juta Jiwa

Kompas.com - 15/12/2010, 03:13 WIB

Surabaya, Kompas - Rencana pemerintah membebaskan penjualan gula rafinasi dinilai bakal menyengsarakan 3,5 juta penduduk, khususnya petani tebu dan pekerja pabrik gula serta keluarga mereka.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil, Senin (13/12), mengatakan, di Indonesia ada 850.000 petani. ”Sementara jumlah karyawan per pabrik di 58 pabrik gula rata-rata 5.500 orang,” ujarnya.

Dengan asumsi setiap petani dan pekerja mempunyai satu istri dan satu anak, berarti ada sekitar 3,5 juta orang yang terlibat dalam industri gula nasional. ”Itu belum menghitung pekerja yang terlibat di sektor pengangkutan tebu,” kata Arum, Senin di Surabaya.

Petani dan pekerja pabrik gula, kata Arum, terancam kehilangan penghasilan bila gula rafinasi dibebaskan penjualannya.

Komentar Arum dilontarkan terkait pernyataan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu lalu. Menurut Mari, gula rafinasi akan dijual bebas.

”Gula rafinasi lebih murah biaya produksinya daripada gula tebu rakyat. Gula rafinasi berbahan baku gula impor yang tinggal dicuci oleh produsen. Gula rafinasi ditetapkan hanya untuk industri. Kalau sampai dibebaskan, pasar gula dalam negeri akan hancur. Kehancuran industri gula sama dengan menyengsarakan petani tebu dan karyawan pabrik gula,” ujar Arum.

Pernyataan sebaliknya disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) Sanny Parengkuan, Kepala Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah (Sulteng) Muhammad Hajir Hadde, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Burhanudin di Manado, Sulut. Mereka menegaskan, tiga provinsi itu justru meminta Kementerian Perdagangan mengizinkan peredaran gula rafinasi. (zal/raz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com