Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bom Dahsyat Berlalu...

Kompas.com - 14/12/2010, 08:12 WIB

Oleh Ferry Santoso

Sepuluh tahun lalu ledakan bom di sepuluh kota di Indonesia pada malam Natal terjadi. Sebagian besar bom diletakkan di luar gereja atau di halte bus. Sebenarnya, pada tahun 2000 tak hanya terjadi peledakan bom pada malam Natal.

Dua bom berskala besar juga meledak tahun 2000. Pertama, sebuah bom berkekuatan dahsyat meledak di depan rumah Duta Besar Filipina Leonides T Caday di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2000). Ledakan bom, Rabu (13/9/2000), juga mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Dalam perjalanan selama 10 tahun, ledakan bom silih berganti terjadi. Kawasan wisata di Bali juga diguncang ledakan bom tahun 2002 dan 2005. Beberapa hotel berbintang lima juga tak luput dari ledakan bom. Terakhir, tahun 2010, ledakan bom rakitan terjadi di sejumlah tempat di Kabupaten Klaten dan Kota Solo, Jawa Tengah.

Aksi peledakan bom itu tidak dapat dilepaskan dari terorisme. Dari kasus peledakan bom, sudah banyak tersangka yang tertangkap dan dipenjara. Bahkan, terpidana kasus Bom Bali, Amrozi, Imam Samudera, dan Ali Gufron, sudah dihukum mati.

Tahun 2010 beberapa tersangka teroris juga ditangkap. Misalnya, tersangka teroris Fadli Sadama yang diduga menggalang kekuatan kelompok radikal di Malaysia dan Thailand selatan sudah tertangkap. Pada Jumat (10/12/2010) polisi antiteror juga menangkap Abu Tholut.

Menurut rencana, Selasa ini kepolisian akan menyampaikan penangkapan Abu Tholut, termasuk beberapa tersangka lain yang tertangkap, di Solo, secara lebih lengkap. Tersangka Abu Tholut dengan nama samaran lain, seperti Mustofa dan Muhamad Imron Baihaqi, sudah lama menjadi buronan polisi.

Terkait figur Abu Tholut, mantan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri pernah menjelaskan, kepolisian masih mengejar tokoh penting yang diduga terlibat terorisme. Tersangka itu, misalnya, Mustofa alias Abu Tholut, Jefri alias Kamal, dan Alex Cecep Gunawan.

Bambang menjelaskan, Abu Tholut berperan mengatur dan menggerakkan rangkaian aksi terorisme. Ia adalah mantan narapidana teroris yang mendapat remisi. ”Ia memiliki kemampuan khusus. Eks Komandan Askari Jama’ah Islamiyah, alumnus pelatihan di Afganistan, mendirikan kamp di Filipina selatan dan melaksanakan latihan militer di Aceh,” tutur Bambang (Kompas, 25/9/2010).

Terkait penangkapan Abu Tholut, seorang pengacara Tim Pembela Muslim, Achmad Michdan, mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara detail dugaan keterlibatan Abu Tholut dalam aksi terorisme di negeri ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com