Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan warga Yogyakarta dari sejumlah paguyuban, Senin (13/12/2010) siang ini, telah berkumpul di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta untuk menyatakan dukungannya terhadap penetapan Sultan sebagai pemimpin.
Rencananya, mereka akan berjalan kaki dari Alun-alun Utara menuju kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jalan Malioboro untuk mengetahui sikap anggota DPRD terhadap Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY dalam rapat paripurna.
Elemen masyarakat Yogyakarta itu di antaranya dari Paguyuban Kepala Desa Yogyakarta, Paguyuban Dukuh Yogyakarta, Paguyuban Tukang Becak dan Wisata Yogyakarta, serta Persaudaraan Janda-janda Indonesia (PJJI).
Ketua Paguyuban Dukuh se-Yogyakarta Sugiman menuturkan, Paguyuban Dukuh se-Yogyakarta akan berada di belakang memperjuangkan pro-penetapan. Ia siap mengarahkan dan mengerahkan massa untuk datang ke Malioboro, Senin, 13 Desember 2010, pukul 10.30 WIB.
"Kami berharap kepada Jakarta, terutama kepala negara Indonesia, supaya kembalilah ke jalan yang benar. Kalau tidak tahu sejarah, tinggal menunggu waktu. Perjuangan tidak akan berhenti sampai penetapan dilaksakan. Kalau tidak ditetapkan, kami akan menetapkan sendiri penetapan ini. Kami akan de facto sendiri, aturannya kami bikin sendiri," serunya.
Ketua Paguyuban Kepala Desa Yogyakarta Mulyadi juga mengatakan bahwa haram hukumnya kalau tidak mendukung penatapan. "Hukumnya haram kalau nggak mendukung penetapan," katanya.
Terkait aksi massa, hari ini, adik kandung Sultan Hamengku Buwono X, Prabukusumo, tidak akan memimpin gerakan tersebut. Namun, ia ikut berpartisipasi dan turun ke jalan. Menurutnya, gerakan itu adalah aksi spontanitas masyarakat Yogyakarta yang mendukung penetapan dan menentang pemilihan. "Suara rakyat itu melebihi segalanya. Suara Prabokusumo itu nggak ada apa-apanya," tegasnya.
Kendati demikian, Prabukusumo mengatakan akan tetap mendukung penetapan. Perjuangan itu tentu sangat berat. Namun, ia mengimbau kepada segenap elemen masyarakat Yogyakarta tetap cerdas dan santun dalam memperjuangkan pro-penetapan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.