Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengarkan Aspirasi Yogyakarta

Kompas.com - 13/12/2010, 05:51 WIB

Kalimat-kalimat di atas adalah penggalan dari lima alinea puisi yang diciptakan dan dibacakan sendiri oleh Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto di bawah tiang bendera setengah tiang di kediaman pribadinya di Jalan Golo No 22, Pandean, Umbulharjo, Yogyakarta, Minggu (12/12). Simbol itu dikatakan Herry mewakili dukanya karena RUU Keistimewaan menjadi polemik bangsa.

Puisi itu merupakan luapan isi hati wali kota peraih Bung Hatta Award menyikapi polemik Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DI Yogyakarta yang berembus kencang di tengah duka karena Merapi.

Wali kota yang telah menjabat selama sembilan tahun ini mengenakan pakaian peranakan warna hitam, identitasnya sebagai orang Yogyakarta. Jiwa nasionalisme diwakili bordiran bendera Merah Putih di dada kiri dan pin Merah Putih yang terselip di belangkon.

”Ini statement (pernyataan) pribadi saya sebagai anak bangsa yang kebetulan lahir dan besar di Yogyakarta. Bukan saya sebagai Wali Kota Yogyakarta,” kata Herry sebelum membacakan puisi itu.

Di antara lima kepala daerah di Provinsi DIY, Herry paling tertutup jika dimintai komentar terkait isu Keistimewaan DIY. Berbeda, misalnya, dengan Bupati Bantul Sri Suyawidati dan Bupati Sleman Sri Purnomo yang terang-terangan menyatakan dukungan akan penetapan sebagai bagian dari keistimewaan DI Yogyakarta.

Saat ada wartawan yang meminta ketegasan, apakah berarti dengan puisi itu Herry mendukung mekanisme penetapan gubernur seperti yang selama ini berjalan, bukan konsep pemilihan versi pemerintah pusat, ia juga tidak menjawab tegas.

”Jangan terjebak hal-hal yang teknis (penetapan atau pemilihan). Yang lebih penting, kita memakai hati agar tidak ada pihak yang merasa dikalahkan dengan keputusan akhir terkait RUU Keistimewaan ini,” ujarnya. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com