Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Galungan di Candi Ngempon

Kompas.com - 09/12/2010, 02:26 WIB

UNGARAN, KOMPAS.com - Ratusan umat Hindu di Jawa Tengah merayakan Hari Galungan Tahun Caka 1932 dan Tanggap Warso Pamarisudha di objek wisata Candi Ngempon Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (8/12/2010).

Upacara perayaan Hari Galungan ini dimulai sekitar pukul 11.00 WIB yang dipimpin oleh Pinandita Purwanto di sekitar areal Candi Ngempon.

Kegiatan keagamaan itu tidak hanya dirayakan oleh umat Hindu saja, tapi juga dihadiri oleh umat beragama lain yang berasal dari Kabupaten Semarang.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Semarang, I Nyoman Arlingga mengatakan, pelaksanaan upacara perayaan itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas keimanan dan takwa pada Hyang Widhi sesuai konsep menjaga keharmonisan dan keseimbangan antara manusia dengan tuhan, dengan sesama dan juga dengan alam.

"Perayaan Hari Galungan dengan dilakukan upaca persembahyangan ini juga diharapkan sebagai sarana instropeksi umat Hindu maupun warga Indonesia pada umumnya atas terjadinya rentetan bencana yang melanda bumi nusantara ini," katanya.

Perayaan Hari Galungan di Candi Ngempon ini juga ditujukan untuk menyucikan candi leluhur peninggalan nenek moyang Hindu tersebut supaya sakral kembali, karena Candi Ngempon baru digunakan sebagai upacara persembahyangan perayaan Hari Galungan mulai tahun 2009 silam.

"Pembersihan candi baik secara fisik maupun spiritual perlu dilakukan agar candi itu terkesan hidup atau memiliki jiwa dan aura," katanya.

Selain itu, keberadaan Candi Ngempon sebagai tempat suci Umat Hindu ini diharapkan bermakna bagi kehidupan masyarakat sekitar secara budaya maupun ekonomi, karena dengan diberlangsungakannya perayaan Galungan di tempat itu, juga bisa berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisata dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Menurut dia, sejarah ditemukannya Candi Ngempon ini bermula ketika seorang petani bernama Kasri mencangkul di persawahan di daerah Ngempon pada tahun 1952.

Di sela mencangkul persawahan, cangkul Kasri mengenai bebatuan yang berada di sawah garapannya. Saat mencangkul pun ia kerap menemukan aneka patung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com