Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Dengarkan Warga Yogya

Kompas.com - 06/12/2010, 16:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi PDI-P DPR RI Tjahjo Kumolo mempertanyakan komunikasi publik yang sudah dilakukan pemerintah dalam menyusun draf RUU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tjahjo meragukan bahwa pemerintah sudah mendengarkan aspirasi langsung dari akar rumput.

"Apakah pemerintah pusat sudah dialog dengan Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DIY tentang draf tersebut? Saya yakin belum ada dan ada apa kok seolah-olah meninggalkan Pemerintah Provinsi DIY?" ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (6/12/2010).

Selain itu, Tjahjo mengatakan, gelagat masyarakat Yogyakarta yang ditangkap PDI-P menghendaki tak ada perubahan dalam draf baru RUUK DI Yogyakarta dari sejumlah aturan yang selama ini sudah dijalankan.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah seharusnya menangkap aspirasi yang kuat tersebut dari masyarakat sebagai bentuk aspirasi dalam mengambil keputusan politik. "Apakah ini bagian dari prioritas dalam jangka pendek pemerintah pusat? Tentunya tidak, karena banyak masalah krusial bangsa yang menuntut prioritas penyelesaian dengan cepat," tambahnya.

Tjahjo mendorong pemerintah agar mengeluarkan keputusan yang arif dan yang terpenting perlu membangun komunikasi intensif dengan pemerintah daerah untuk mendengarkan aspirasi masyarakat setempat.

Jika memang draf tersebut sudah final, Sekjen PDI-P ini juga mendorong pemerintah untuk segera menyerahkannya ke DPR sehingga Dewan juga memiliki waktu yang cukup untuk menyerap aspirasi masyarakat secara obyektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com