Mekkah, Kompas -
”Kami punya pengalaman lebih dari 35 tahun memandu dan melayani jemaah haji dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk juga China, Korea, dan Jepang. Khusus Indonesia, kami punya ikatan historis sekaligus ikatan emosional,” kata Zuhair Abdul Hamid Sedayu, Ketua Muassasah Pemandu Haji Asia Tenggara (The Establishment of Motawifs of South East Asia Pilgrims).
Wartawan
Penanganan itu khususnya dalam hal penyediaan pemondokan selama di Mekkah dan Madinah. Lokasi dan fasilitas rumah atau apartemen/hotel yang disewa Pemerintah Malaysia dan Thailand, misalnya, lebih baik dan lebih dekat dengan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah dibandingkan yang ditempati jemaah haji Indonesia.
”Kami tidak bisa berbuat banyak untuk ikut membantu, katakanlah mengecek status rumah sewaan dan fasilitas yang ada sejak dini, mengingat kewenangan sepenuhnya ada pada Pemerintah Indonesia,” kata Zuhair, lelaki kelahiran 1961, yang memiliki garis keturunan dari leluhurnya di Jawa Tengah.
Lewat percakapan dalam bahasa Arab yang diterjemahkan Ustaz Zain Hasan Baharun dari Madani Tour & Travel itu, Zuhair menduga pihak Indonesia kurang sigap dalam mencari ataupun memesan pemondokan untuk jemaah hajinya. Informasi yang ia dapatkan, Indonesia cenderung mencari pemondokan agak belakangan. Bahkan, pada saat musim haji sudah tiba, masih ada petugas haji yang mencari pemondokan.
Berbeda dari petugas misi haji dari negara-negara lain, yang begitu usai pelaksanaan ibadah haji sudah memesan tempat untuk musim haji tahun berikutnya. Hal serupa dilakukan Pemerintah Maroko, Pakistan, dan India sehingga mereka bisa mendapat pemondokan yang representatif dan relatif dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Pemerintah Malaysia malah lebih maju. Penginapan di lokasi-lokasi tertentu sudah mereka ikat dengan sistem sewa tiga hingga empat musim haji ke depan.
Didampingi Toyyib bin Abdur Rahim Bukhori selaku Ketua Dewan Pengawas Majelis Pemandu Haji Indonesia, Zuhair juga menyayangkan adanya sejumlah pemondokan yang disewa petugas misi haji Indonesia yang sesungguhnya masuk kategori tidak layak ditempati. Setelah dicek petugas dari
”Mungkin saat mau disewa, pemiliknya berjanji akan urus
Untuk itu, Zuhair Sedayu berharap, tahun depan pelayanan yang diberikan oleh semua pihak kepada semua jemaah haji bisa lebih baik.
”Kami ingin penanganan dan pelayanan jemaah haji Indonesia lebih baik sebab kami punya ikatan historis dengan Indonesia,” tutur Zuhair Sedayu.