Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KUR Korban Merapi Sebaiknya Diputihkan

Kompas.com - 03/12/2010, 20:31 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Bupati Boyolali Seno Samodro mengimbau pemerintah pusat memutihkan kredit usaha rakyat para korban letusan Gunung Merapi.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan hal tersebut usai menerima bantuan dari Asosiasi Pemkab Seluruh Indonesia (APKASI) yang diserahkan oleh Bendahara APKASI Rina Iriani SR di Boyolali, Jumat (3/12/2010).

"Bagi warga kami khususnya yang terkena letusan Gunung Merapi kalau dipaksakan mengembalikan KUR rasanya cukup berat. Untuk itu kami meminta bisa diputihkan atau minimal pengembaliannya ditunda dulu," katanya.

KUR yang disalurkan kepada masyarakat yang terkena erupsi Gunung Merapi sebesar Rp 18 miliar.

Warga yang terkena letusan Gunung Merapi setelah pulang dari pengungsian pada umumnya tidak memiliki apa-apa dan untuk mengerjakan ladangnya juga tidak punya modal.

Untuk kembali bertani mereka juga membutuhkan modal antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per orang.

"Warga kami yang terkena letusan Gunung Merapi pada umumnya petani sayur, tetapi sekarang untuk kembali bertani menanam sayuran juga mengalami kesulitan benih. Kami juga minta pemerintah atau para dermawan memberikan bantuan benih," kata Seno Samodro yang didampingi Wakil Bupati Boyolali Agus Purmanto.

Menyinggung ganti rugi sapi yang mati akibat letusan Gunung Merapi, ia mengatakan, sampai saat ini masih belum bisa cair.

"Kami sendiri juga menunggu karena sampai sekarang belum cair dan rakyat sudah menanyakan terus. Sapi yang mati akibat letusan gunung tersebut ada 300 ekor," katanya.

Bantuan dari APKASI yang diserahkan sebesar Rp 100 juta. Rina Iriani SR yang juga Bupati Karanganyar sebelum menyerahkan bantuan tersebut kepada Bupati Boyolali Seno Samodro juga menyerahkan bantuan serupa sebesar Rp 100 juta kepada Bupati Klaten Suwarna di Klaten.

Rina Iriani SR mengatakan bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban warga yang terkena letusan Merapi.

"Nilai bantuan itu memang tidak seberapa, tetapi hendaknya dilihat dari sisi kebersamaan dalam mengatasi persoalan ini agar bisa cepat selesai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com