Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Gunung Bromo Menurun

Kompas.com - 26/11/2010, 05:39 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Bromo mulai turun. Meski demikian, jika sewaktu-waktu timbul letusan hingga menyebabkan kerugian material terutama ternak milik warga, Pemprov Jawa Timur siap mengganti rugi.

”Kita semua tidak menginginkan, tapi jika ada ancaman (kerugian) akibat letusan Gunung Bromo, seperti kematian ternak, Pemprov Jatim siap memberikan ganti rugi. Untuk sementara ini kami menyiapkan alokasi dana untuk bencana alam sebesar Rp 50 miliar,” kata Soekarwo, Kamis (25/11) setelah sidang paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya.

Menurut Soekarwo, mulai Kamis (25/11) sebanyak 250 petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PB) telah bersiap-siap di sekitar kawasan Gunung Bromo. Mereka siap mengevakuasi warga setempat.

”Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melarang warga dan wisatawan mendekati puncak Bromo pada radius tiga kilometer. Tapi kami juga menyiapkan skenario evakuasi kedua dengan jarak hingga enam meter untuk relokasi warga yang akan diungsikan,” kata Soekarwo.

Selain itu, beberapa petugas Satlak PB yang bertugas di Gunung Merapi, khususnya yang menangani dapur umum, sudah mulai dipindahkan ke Gunung Bromo. Namun, petugas medis tetap di sekitar Gunung Merapi karena masih dibutuhkan.

Untuk para pengungsi, Pemprov Jatim dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah menyiapkan dua titik lokasi pengungsian di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Meski demikian, warga di sekitar Gunung Bromo diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu letusan.

Setelah penetapan status Awas Gunung Bromo, Selasa (25/11), masyarakat maupun wisatawan dilarang mendekati puncak pada radius tiga kilometer. Sebelumnya, saat status Gunung Bromo masih Waspada larangan naik ke puncak hanya sampai pada radius satu kilometer.

Penurunan aktivitas

Soekarwo menambahkan, berdasarkan laporan PVMBG, kondisi aktivitas Gunung Bromo mulai turun. Namun, PVMBG membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk memastikan apakah gunung yang menjadi ikon wisata Jatim ini benar-benar mereda.

”Jumat (26/11), Kepala PVMBG Surono akan menjelaskan langsung kondisi Gunung Bromo kepada Wakil Presiden Boediono di Kantor Badan Pengembangan Wilayah Suramadu,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gde Suantika menyatakan, meski status Awas Gunung Bromo dipertahankan dan aktivitas vulkanis masih terjadi, kemungkinan terhadap letusan besar belum terlihat.

Diperkirakan, letusan Gunung Bromo tidak berbeda dengan letusan sebelumnya. ”Di Gunung Bromo tidak terjadi gempa vulkanik dalam. Padahal, potensi terjadinya letusan besar harus ditandai gempa vulkanik seperti di Gunung Merapi,” ucapnya. (ABK/INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com