Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koordinasi Disiapkan

Kompas.com - 26/11/2010, 04:31 WIB

Probolinggo, Kompas - Aktivitas Gunung Bromo selama berstatus Awas terbilang tenang. Namun, struktur koordinasi penanggulangan tetap disiapkan, tenda pengungsian didirikan. Demikian pula bahan pangan, air bersih, dan bahan bakar, disiapkan di Gudang Dolog Kabupaten Probolinggo.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, pihaknya menyiapkan 10 lokasi pengungsian untuk 6.000-7.000 warga. Lokasi pengungsian berjarak sekitar 12 kilometer dari kaldera Bromo, di antaranya SD Negeri 1 Sukapura, Lapangan Sukapura, Pasar Sayur, gedung kecamatan, terminal, dan balai desa.

Kamis (25/11), di Lapangan Sukapura ada tiga tenda dari Kementerian Sosial dan dua tenda PMI.

Koordinasi penanggulangan bencana dipimpin Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Setelah Pos Pengamatan Gunung Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status Bromo, Bupati Probolinggo meminta pelaksana Komandan Komando Distrik Militer 0802 Probolinggo Letnan Kolonel Inf Herry Setiono dan Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Besar Zulfikar menggerakkan pasukan untuk mengevakuasi warga.

Dalam radius 3 km, warga yang diprioritaskan mengungsi ada 699 orang, yaitu warga Desa Ngadisari yang berada sekitar 2,5 km dari kaldera Bromo. Pada radius 6 km, warga yang harus dievakuasi dari Desa Ngadisari, Jetak, dan Wonotoro berjumlah 2.882 orang. Bila daerah rawan mencapai radius 10 km, 6.334 warga di enam desa harus dipindahkan.

Secara teknis, kata Zulfikar, di setiap dusun ditempatkan 5 polisi, 5 anggota TNI, dan 5 warga yang akan mengevakuasi warga. Untuk itu, 176 jip milik warga, sebanyak 60 jip di antaranya sudah bersiaga, bisa digunakan. Selain itu, ada tiga kendaraan milik TNI dan tiga dari Polri.

Untuk pangan, kata Hasan Aminuddin, disiapkan beras 22 ton di Gudang Dolog Probolinggo, bahan bakar, dan kompor.

Menurut Priyo Catur Wahyono dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim, dilakukan koordinasi dengan empat kabupaten di sekeliling Bromo. Selain posko utama di Cemorolawang, Ngadisari, Probolinggo, disiapkan posko di Ranupane Lumajang, Ngadas Malang, dan Pananjakan Pasuruan.

Sementara itu, kendati pembentukan energi vulkanis Gunung Bromo masih terjadi, diperkirakan letusan Gunung Bromo tidak besar. ”Kemungkinan letusan hanya jatuh di sekitar kaldera,” kata Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gde Suantika dari Pos Pengamatan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Probolinggo.

Alihkan tujuan wisata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com