Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jatim Siap Ganti Rugi Warga

Kompas.com - 25/11/2010, 20:58 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Bromo mulai turun. Meski demikian, jika sewaktu-waktu timbul letusan hingga menyebabkan kerugian material, Pemprov Jawa Timur siap menanggung.

"Kita semua tidak menginginkan, tapi jika ada ancaman (kerugian) akibat letusan Gunung Bromo, seperti kematian ternak, Pemprov Jatim siap memberi ganti rugi. Untuk sementara ini, kami menyiapkan alokasi dana untuk bencana alam sebesar Rp 50 miliar," kata Soekarwo, Kamis (25/11/2010) setelah Sidang Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya.

Menurut Soekarwo, mulai hari Kamis (25/11/2010) sebanyak 250 petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PB) telah bersiap-siap di sekitar kawasan Gunung Bromo. Mereka siap melakukan evakuasi warga setempat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melarang warga dan wisatawan mendekati puncak Bromo pada radius tiga kilometer. "Tapi kami juga menyiapkan skenario evakuasi kedua dengan jarak hingga enam meter untuk relokasi warga yang akan diungsikan," kata Soekarwo.

Selain itu, beberapa petugas Satlak PB yang bertugas di Gunung Merapi, khususnya yang menangani dapur umum sudah mulai dipindahkan ke Gunung Bromo. Namun, petugas medis tetap di sekitar Gunung Merapi karena mereka masih dibutuhkan.

Untuk para pengungsi, Pemprov Jatim dan Pemkab Probolinggo telah menyiapkan dua titik lokasi pengungsian di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Meski demikian, warga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu letusan.

Setelah penetapan status Awas Gunung Bromo, Selasa (25/11/2010) lalu, masyarakat ataupun wisatawan dilarang mendekati puncak pada radius tiga kilometer. Sebelumnya, pada saat status Gunung Bromo masih Waspada larangan naik ke puncak hanya sam pai pada radius satu kilometer.

Penurunan aktivitas

Soekarwo menambahkan, berdasarkan laporan PVMBG, kondisi aktivitas Gunung Bromo mulai turun. Namun, PVMBG sendiri membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk memastikan apakah gunung yang menjadi ikon wisata Jatim ini benar-benar mereda.

"Hari Jumat (26/11/2010), Kepala PVMBG Surono akan menjelaskan langsung kondisi Gunung Bromo kepada Wakil Presiden Boediono di Kantor Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS)," paparnya.

Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gde Suantika menyatakan, kendati status Awas Gunung Bromo dipertahankan dan aktivitas vulkanis masih terjadi, kemungkinan terhadap letusan besar belum terlihat. Diperkirakan, letusan Gunung Bromo tidak berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya.

"Di Gunung Bromo tidak terjadi gempa vulkanik dalam. Sementara, potensi terjadinya letusan besar harus ditandai dengan munculnya gempa vulkanik dalam seperti di (Gunung) Merapi," ucapnya.

Dalam 20 tahun terakhir, Gunung Bromo telah meletus sebanyak tiga kali. Letusan terjadi pada tahun 1994, 2000, dan 2004.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com