Alat Ukur Gas Dipasang di Gunung Bromo

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Melanjutkan pemantauan aktivitas Gunung Bromo, Kamis (25/11/2010), personel Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memasang peralatan tambahan seperti alat ukur kandungan gas (DOAS) dan reflektor (Electronic Distance Measurement/EDM). Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo Gde Suantika mengatakan, pemasangan alat tambahan untuk memantau kandungan gas sulfur dioksida (SO2) melalui spektrum cahaya yang terganggu semburan gas dari kawah.

Selain itu, deformasi Gunung Bromo diukur dengan reflektor (EDM). Ada pula tiltmeter. Aktivitas kegempaan juga dipantau melalui seismometer. Selama ini pemantauan hanya menggunakan tiltmeter dan seismometer.

Sepanjang 24 November, kata Gde, tercatat 34 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 5-30 mm dan tremor yang menerus dengan aplitudo 3-5 mm. Pada 25 November sepanjang 00.00-6.00 terjadi 11 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 5-26 mm dan tremor menerus dengan amplitudo maksimal 3-5 mm. Dari deformasi sepanjang 23-25 November, terjadi penggembungan gunung sebesar 10 mikro radian.

"Jadi aktivitas masih terjadi dan status masih awas. Untuk penurunan status, kami akan mempertimbangkan setelah seminggu," tutur Gde yang juga Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah.