Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memetakan Rumpun Tari Dayak

Kompas.com - 20/11/2010, 02:29 WIB

Agustinus Handoko

Suku Dayak memiliki lebih dari 350 subsuku yang tersebar di Pulau Kalimantan. Setiap subsuku memiliki kekhasan dalam seni tradisinya, termasuk seni tari. Sayang, karena kurangnya pemahaman generasi penerus terhadap asal-usul tari, banyak ragam tari yang tercampur aduk satu dengan yang lain. Akibatnya, kekhasan setiap rumpun tari itu terancam hilang.

John Roberto Panurian menemukan gejala pencampuradukan ragam tari tersebut ketika memulai penelitiannya untuk tugas akhir kuliah pada Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pria yang lahir di Kabupaten Sintang ini memfokuskan penelitiannya terhadap rumpun Dayak yang tinggal di Kalimantan Barat.

Di Kalbar berdiam lebih dari 100 subsuku Dayak. ”Dari penelitian itu, baru saya tahu, ternyata ragam tari Dayak dari empat rumpun besar suku Dayak yang tinggal di Kalbar tersebut memiliki perbedaan walaupun juga mempunyai sejumlah kesamaan,” kata John.

Keempat rumpun besar suku Dayak yang tinggal di Kalbar itu adalah Kanayatn, Ibanik, Bidayuh atau Budoih, dan Banuaka.

”Dari keempat rumpun itu, Kanayatn-lah yang memiliki pola gerak tari paling tegas dan mengentak. Dari segi ragam geraknya, rumpun ini juga agak berbeda dengan ketiga rumpun lainnya,” tutur John.

Rumpun Bidayuh, Ibanik, dan Banuaka memiliki ciri gerakan yang sama. ”Yang membedakannya hanya tingkat kehalusan masing-masing. Tingkat kehalusan gerak tari itu mulai dari Bidayuh, Ibanik, baru kemudian Banuaka yang paling halus,” tuturnya.

Rumpun Bidayuh memiliki ciri khas pada gerakan tangan yang lebih terbuka dan gerakannya membesar. Ibanik mempunyai ciri khas pada gerakan pinggul dan jinjitan kaki, sedangkan Banuaka mirip dengan ragam tari Ibanik, tetapi lebih halus.

John sebetulnya juga menemukan ada ragam tari yang paling halus di antara semua ragam tari yang ada di Kalbar, yakni Dayak Kayan Mendalam. Namun, karena rumpunnya ada di Negara Bagian Serawak, Malaysia, John tidak memasukkan Kayan Mendalam dalam rumpun tari yang dipetakannya.

”Tempat berkembangnya rumpun itu rupanya menyebabkan perbedaan ragam tari Dayak. Persinggungannya dengan tradisi di luar Dayak juga turut membentuk karakter masyarakat, yang tecermin dalam seni tarinya,” kata John.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com