Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Kera Merapi Eksodus ke Merbabu

Kompas.com - 11/11/2010, 09:45 WIB

BOYOLALI, KOMPAS.com — Ribuan satwa jenis kera di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diduga banyak pindah habitat dengan menyeberang ke lereng Gunung Merbabu karena kehabisan makanan akibat bencana letusan Merapi.
     
Parto (80), warga Dusun Blumbangsari, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Kamis (11/11/2010), menjelaskan, gerombolan  kera lereng Merapi sering terlihat menyeberangi jalan ke arah lereng Merbabu.
     
Menurut Parto, gerombolan kera Merapi berwarna kecoklatan tersebut berpindah ke lereng Merbabu diduga kehabisan makan akibat dampak debu vulkanik. Kera-kera itu kemungkinan juga karena kepanasan akibat suhu Merapi yang sering menyemburkan awan panas hingga saat ini.
     
"Kera-kera itu pindah ke lereng Merbabu terlihat sejak sepekan terakhir ini. Kera itu menyeberangi jalan utama jalur Selo-Magelang, sudah masuk lereng Merbabu, yang masih tersedia makan hewan itu," ucap Parto.
     
Slamet Sutanto (40), seorang perangkat Desa Jrakah, Selo, menjelaskan, kera-kera itu banyak berkeliaran di pinggiran sepanjang Jalan Selo-Magelang. Satwa itu juga banyak yang menyeberangi jalan ke lereng Merbabu.
     
Menurut Slamet, tanaman sayur dan buah-buahan di kanan kiri jalan yang masih ada sudah ludes dihabiskan kera-kera itu. Tanaman itu seluruhnya rusak, selain akibat dampak abu vulkanik,  juga ulah kera itu.
     
Warga yang kembali pulang menengok rumahnya dari pengungsian kadang dikagetkan oleh banyaknya kera yang bergelantungan di atas gubuk tengah ladang dan di pohon-pohon yang terkena abu vulkanik.
     
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTN-GM) Boyolali, Dulhadi, membenarkan bahwa banyak kera Merapi yang pindah habitat (eksodus) karena kehabisan stok makanan.
     
Menurut dia, hewan kera tersebut bisa juga eksodus akibat suhu di lereng Merapi masih panas sehingga mereka secara bergerombol mencari daerah yang lebih dingin suhunya.
     
Kendati demikian, pihaknya akan segera melakukan koordinasi untuk mengatasi kera eksodus tersebut dengan cara menggiring kembali ke habitatnya.
     
Menurut dia, kera menyeberang ke lereng Merbabu sebetulnya tidak menjadi masalah karena persediaan makanan di daerah itu masih banyak.
     
Namun, kata dia, yang menjadi masalah adalah habibat kera Merapi dan Merbabu berbeda. Karena, setiap segerombolan kera memiliki kelompok sendiri. Jika kera Merapi menyerbu ke lereng Merbabu, dapat terjadi perkelahian antara kedua kelompok tersebut.
     
"Kera yang menang akan menguasai daerah itu," ujarnya.
     
Kendati demikian, kera Merapi tersebut dengan sendirinya juga kembali ke habibatnya jika kondisi Merapi sudah pulih dan persdiaan makanan cukup. Sebaliknya, jika suhu di lereng Merapi masih panas, kemungkinan mereka akan menetap di Merbabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

    Nasional
    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

    Nasional
    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

    Nasional
    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

    Nasional
    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

    Nasional
    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

    Nasional
    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

    Nasional
    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

    Nasional
    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

    Nasional
    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

    Nasional
    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

    Nasional
    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

    Nasional
    Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

    Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

    Nasional
    Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

    Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com