Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahar Penuhi Kali Code

Kompas.com - 08/11/2010, 03:19 WIB

Yogyakarta, Kompas - Banjir lahar dingin Gunung Merapi, yang membawa pasir dan batu, semakin meningkat dan telah memenuhi hampir seluruh badan Kali Code. Lahar dingin itu antara lain mengalir di bawah Jembatan Gondolayu sampai Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta, Minggu (7/11).

Sejumlah fasilitas umum dan rumah warga di sepanjang bantaran sungai itu mulai terendam banjir lahar dingin. Saluran pembuangan warga pun tersumbat pasir.

Endapan pasir di Kali Code di bawah Jembatan Gondolayu telah memenuhi hampir seluruh badan sungai. Sungai yang semula mencapai kedalaman 3 meter kemarin menjadi sangat dangkal. Kedalamannya tinggal sejengkal tangan dewasa dari bibir talut.

Kepala Kantor Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta Sudarsono mengatakan, jika hujan masih terus turun di hulu Kali Code, yang berada di Kali Boyong, tak menutup kemungkinan perkampungan di bantaran Kali Code dapat ikut terendam banjir lahar dingin. ”Kawasan kampung yang terendam itu pastinya yang berada di tepian talut sungai karena itu kawasan yang paling rendah,” kata Sudarsono.

Warga di sepanjang bantaran Kali Code kemarin mulai membersihkan rumah dan tempat mandi umum yang terendam banjir lahar dingin. Rumah Gono (50) di Kampung Code Lor, bekas binaan Romo Mangunwijaya (almarhum), misalnya, terendam banjir lahar dingin yang berisi pasir. ”Endapan pasir yang masuk ke rumah kami ada tebalnya sejengkal tangan orang dewasa. Untuk membersihkannya, kami harus mengeruknya,” katanya.

Dampak abu

Selain banjir lahar dingin yang memenuhi Kali Code, abu vulkanik Merapi juga mengakibatkan petani padi dan hortikultura di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, gagal panen karena tanaman roboh tertutup abu. Data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Magelang menunjukkan, 2.505.848 hektar tanaman salak dan 326.260 hektar tanaman padi serta sayuran terkena dampak abu. ”Semuanya gagal panen,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Magelang Wijayanti.

Akibatnya, harga sayur-mayur naik. Di Pasar Boyolali, Jawa Tengah, misalnya, harga kubis Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram (kg), sebelum erupsi Merapi harganya Rp 2.500-Rp 3.000 per kg. Harga tomat naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 8.000 per kg. Harga mentimun, daun bawang, wortel, dan labu siam naik 20 persen-100 persen. ”Biasanya kami dapat sayur dari daerah Selo atau Cepogo. Tapi sekarang harus cari ke Kecamatan Ampel. Itu juga tidak bisa banyak,” tutur Darno (27), pedagang sayur Boyolali.

Menyangkut evakuasi korban, kemarin relawan menemukan lagi lima jenazah warga Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY, yang tertimbun muntahan lahar saat Merapi meletus empat hari lalu. Pencarian terus dilakukan meski berulang kali terkendala kondisi Merapi yang berpotensi erupsi tanpa terduga.

(mdn/gal/sem/tht/who)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com