MAGELANG, KOMPAS -
Dari pemantauan Kompas, delapan kecamatan di Magelang yang lumpuh itu adalah Kecamatan Borobudur, Mungkid, Muntilan, Salam, Ngluwar, Sawangan, Srumbung, dan Dukun. Penduduk terus dilanda ketegangan karena ancaman banjir lahar dingin, abu vulkanik, dan pasir. Sementara itu, bunyi gemuruh dan getaran letusan Merapi terus mencekam penduduk.
Gemuruh letusan Merapi juga terdengar di pedesaan sekitar 7-20 kilometer di seputar Merapi, seperti Desa Tempel, Kadisobo, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik, Depok (di Kabupaten Sleman); Kemalang, Jatinom, Gemampir, Tulung (Klaten); serta Musuk, Cepogo, dan Selo (Boyolali). Desa-desa dan kawasan lereng Merapi di Jawa Tengah maupun DIY itu pada umumnya telah dikosongkan demi pertimbangan keselamatan.
Abu vulkanik setebal 5-7 sentimeter juga menjadi ancaman, penyebab puluhan atap rumah runtuh dan korsleting listrik. Korsleting juga dipicu tumbangnya pohon-pohon yang menimpa kabel-kabel listrik.
”Ini situasi paling menakutkan dalam sepuluh hari terakhir. Sulit saya gambarkan. Desa saya mati. Gelap. Sunyi. Bunyi gemuruh. Angin,” kata Tanto Mendut, seniman dari Kecamatan Mungkid, Jumat malam, melukiskan
Puluhan tempat pengungsian di Muntilan dan Kabupaten
Heriyanto (53), pengungsi asal Desa Banyudono, Kecamatan Dukun, mengatakan, warung-warung dan toko-toko yang tutup mengakibatkan pengungsi kesulitan mencari tambahan keperluan hidup. Listrik mati menyebabkan pengungsi kekurangan air bersih. ”Kami berharap pemerintah memberi bantuan air bersih dan PLN segera mengatasi listrik yang mati,” katanya.
V Kirdjito, aktivis lingkungan dari Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Srumbung, Magelang, melaporkan, Minggu siang, awan panas dan lahar dingin kembali mengguyur wilayah barat Merapi. Aliran lahar dingin membanjiri Sungai Talun, Sungai Senowo, dan Sungai Lamat.
Sungai Senowo dan Sungai Lamat adalah dua sungai yang melewati wilayah Kota Muntilan. Sungai Senowo melewati daerah Prumpung, pusat kerajinan patung di Muntilan, dan Sungai Lamat melewati sekitar terminal bus Kota Muntilan. Menurut penduduk setempat, aliran lahar dingin membawa serta material berupa batu-batu vulkanik berdiameter 2 meter.