Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Tetap Belajar dan Ceria

Kompas.com - 01/11/2010, 16:39 WIB

KLATEN, KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar di sekolah sekitar lokasi pengungsian korban bencana erupsi Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, masih belum berjalan optimal. Proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kemalang yang letaknya sekitar 12 kilometer dari Merapi, mulai hari ini dipindahkan ke tenda-tenda yang didirikan di lapangan Kemalang.

"Proses belajar mengajar di tempat ini memang situasinya darurat, maka, maklum kalau tidak berjalan normal. Tapi yang jelas, meski situasinya darurat, tidak ada sekolah yang diliburkan," kata Camat Kemalang, Kabupaten Klaten, Suradi, di Kemalang, Senin (1/11/2010).

Sekolah lain yang bernasib kurang lebih sama adalah SD Keputran I dan II, SD Bawukan I dan II, SD Dompol I dan II, serta SMP Negeri I Kemalang. Siswa di enam sekolah tersebut juga tidak diliburkan dan masuk seperti biasa, tetapi proses belajar mengajarnya dilakukan di tenda-tenda yang didirikan di lapangan dan sebagian berada di balai Desa serta rumah warga yang kosong.

Kepala SMP Negeri 2 Kemalang W Indriyanto membenarkan, proses belajar mengajar bagi 492 siswanya, mulai Senin (1/11/2010) pagi, dialihkan ke tenda-tenda yang didirikan di lapangan Kemalang. "Gedung sekolah kami memang tidak untuk tempat pengungsian, tetapi karena suasana belajar di gedung itu tidak kondusif, maka kami pindah ke sini," jelasnya.

Dia mengatakan, gedung sekolah tersebut kurang kondusif untuk proses belajar mengajar karena sangat dekat dengan lontaran vulkanis Gunung Merapi seperti bau belerang yang menyengat. "Siswa yang belajar di sekolah ini 80 persen berasal dari daerah kawasan rawan bencana (KRB) III," ucapnya.

Sebanyak 492 siswa SMP Negeri 2 Kemalang yang belajar di tempat darurat itu ditampung di tiga tenda dan beberapa ruangan sekolah pinjaman dari Muhammadiyah. Mereka yang berada di tenda, proses belajar mengajarnya tidak menggunakan meja, tetapi dengan alas tikar.

"Saya memang merasakan berat dalam proses belajar-mengajar seperti ini, padahal untuk anak-anak kelas tiga sudah dekat ujian nasional," katanya.

Pendampingan

Sementara itu di Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman memberikan pendampingan bagi anak-anak usia dini di tempat pengungsian letusan Gunung Merapi, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Pendampingan tersebut diberikan agar anak-anak di tempat pengungsian tidak jenuh dan stres. 

Koordinator Pendampingan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ciptaningwiyati di Sleman mengatakan, kegiatan tersebut juga dibantu oleh tim dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

"Anak-anak diarahkan dengan kegiatan seperti mewarnai dan menggambar. Rencananya pendampingan tersebut dilaksanakan setiap Senin sampai Sabtu sore," katanya.

Menurut dia kebutuhan psikologis anak-anak di pengungsian sangat rentan terabaikan sehingga seringkali anak-anak tersebut kehilangan keceriaannya. Meskipun berada di pengungsian, kata dia, anak-anak tersebut tidak boleh kehilangan keceriaannya.

"Bagaimanapun juga dunia mereka adalah dunia bermain, belum sanggup dibebani problem mental," katanya.

Ia mengatakan program pendampingan tersebut diadakan di semua posko pengungsian korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Posko pengungsian Hargobinangun menampung 4.538 pengungsi yang berasal dari lima dusun di kawasan Gunung Merapi yaitu Kaliurang Barat, Kaliurang Timur, Ngipiksari, Banteng, dan Boyong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com