Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mata Membasahi Tanah Sikerei

Kompas.com - 28/10/2010, 04:10 WIB

Ruang Gereja Kristen Protestan—di Mentawai—jemaat Sikakap pun dipergunakan untuk merawat korban, khususnya bagi yang lukanya tidak terlampau serius.

Tangisan, rintihan, hiruk-pikuk, bau anyir, dan kerumunan orang bercampur dalam linangan air mata di puskesmas itu. Air mata membasahi tanah Sikerei, yang merupakan penyembuh orang-orang sakit dan pemimpin seluruh upacara adat atau pesta adat yang disebut punen dalam kehidupan tradisional dan adat orang Mentawai.

Sejumlah warga di Kecamatan Sikakap mengatakan, gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter malam itu guncangannya tidak sekuat gempa tahun 2007. ”Saya lebih takut gempa tahun 2007,” ujar Khairul (34), warga Sikakap.

Banjir

Desa Sikakap dan sejumlah desa lain di Kecamatan Sikakap yang jaraknya sekitar 110 mil laut dari Pelabuhan Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat, tidak sampai digelontor tsunami yang mematikan. Namun, rumah-rumah warga sempat dibanjiri air laut hingga batas pinggang orang dewasa.

Kemarin siang sejumlah warga masih menjemur barang-barang yang basah di pinggir Jalan Bagat Sagai, yang menjadi penghubung utama antarwilayah desa di Kecamatan Sikakap.

Meski disebutkan guncangan gempa kali ini tidak sekuat tahun 2007, Jembatan Sibaibai sepanjang 12 meter yang menjadi infrastruktur utama penghubung Desa Sikakap dan Desa Taikako—yang dibangun dengan konstruksi beton—ambrol. Jembatan ini dihajar gelombang yang memasuki muara sungai.

Wilayah terparah yang dihantam tsunami kali ini berada di pantai barat Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan, yang sebagian besar di antaranya belum bisa ditembus. Keterbatasan personel evakuasi dan sulitnya akses transportasi merupakan kendala utama.

Lima anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang dan 14 anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Padang adalah tim penolong pertama dari luar Kabupaten Kepulauan Mentawai yang tiba dengan KMP Barau di lokasi bencana kemarin.

Koordinator operasi SAR bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Akmal, mengatakan, fokus utama tim adalah menyelamatkan korban yang masih hidup di daerah yang relatif lebih dekat dan mudah dijangkau, termasuk Dusun Muntei Baru Baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com