Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Hibur Korban di Depan Jenazah

Kompas.com - 27/10/2010, 16:36 WIB

MENTAWAI, KOMPAS.com Di depan 67 jasad korban gempa bumi dan tsunami yang dijejerkan di jalan tanah Dusun Muntei Baru-baru, Desa Betu Monga, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (27/10/2010) siang, Wakil Presiden Boediono menguatkan hati seorang wanita muda yang emosional karena kehilangan suami, anak, dan mertuanya.

"Yang sabar ya, Bu. Kejadian ini tidak bisa kita elakkan. Ini musibah yang harus diterima dengan tabah dan tawakal. Pemerintah segera menangani bencana dengan secepatnya dan baik," hibur Wapres Boediono sambil menepuk-nepuk bahu Chandra (20), wanita yang menangis di depan jasad ayah mertuanya, Eman, yang baru saja ditemukan tim SAR di bawah rimbunan batang pohon dan pepohonan beberapa saat sebelum kedatangan Wapres di dusun yang telah rata dengan tanah itu.

Saat menepuk-nepuk bahu Chandra, sejumlah menteri yang ikut mendampingi Wapres, di antaranya Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, juga ikut menghibur. "Ini mertua saya," kata Chandra lagi sambil sesenggukan menunjuk jasad yang disimpan dalam kantong plastik mayat berwarna biru.

Chandra didampingi Kepala Dusun Muntei Baru-baru Jersanius Samaloisa yang juga kehilangan istri dan anak-anaknya. "Suami dan anak saya belum ketemu," ujarnya lirih saat ditanya Kompas.

Chandra mengaku selamat setelah ditolong seseorang. Padahal, saat itu dia sudah terjepit dua batang pohon kelapa.

Menurut seorang petugas SAR dari Padang, Sumatera Barat, di dekat rimbunan pohon dan batang pohon kelapa masih ada satu jenazah yang belum bisa diambil karena terjepit batang pohon.

Wapres menyempatkan berdoa bersama menteri dan pejabat di hadapan jenazah. Sebelum meninggalkan dusun, staf Wapres menyerahkan bantuan uang dari kantong pribadinya sebesar Rp 50 juta kepada kepala dusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com