Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurusan Animasi Minim Saluran

Kompas.com - 26/10/2010, 14:19 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Pembukaan jurusan animasi di sejumlah sekolah menengah kejuruan saat ini belum diimbangi pengembangan industri animasi. Jika kondisi tersebut dibiarkan, animator muda yang dididik di sekolah akan kesulitan dalam menyalurkan potensinya. 

Rimbar Diorisma dari Studio Kasatmata yang memproduksi film animasi, Senin (25/10), mengatakan, saat ini pemerintah telah membuka jurusan animasi di sejumlah sekolah menengah kejuruan. Namun, pembukaan itu tidak diimbangi pengembangan industri animasi. "Padahal, banyak potensi yang bagus di bidang animasi, pelajar yang tertarik belajar di juga banyak," katanya.

Kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri itu menunjukkan bahwa sampai saat ini dukungan pemerintah terhadap perkembangan animasi di Indonesia masih kurang. Pemerintah tidak menciptakan infrastruktur untuk mewadahi animator muda yang dididik di sekolah.

Menurut Rimbar, pengembangan industri animasi lokal sangat membutuhkan dukungan pemerintah. Animator membutuhkan dukungan kebijakan, misalnya, berupa regulasi tentang konten animasi lokal di layar televisi nasional. Selain itu, studio-studio animasi juga membutuhkan dana stimulan agar bisa terus berkarya. "Biaya memproduksi animasi itu tinggi, tetapi daya beli rendah. Dukungan pemerintah sangat diperlukan," ujarnya.

Kepala Sekolah SMK Negeri V Yogyakarta Suyono menuturkan, sekolahnya membuka jurusan animasi sejak 2005. Minat siswa untuk masuk jurusan tersebut ternyata besar. Mereka diajari membuat film kartun. Menurut Suyono, tidak semua animator yang lulus dari sekolahnya ditampung di studio animasi. Banyak lulusan yang bekerja di perusahaan umum. "Tujuan awal untuk menciptakan film menggantikan produk film animasi impor, tetapi sejauh ini belum sampai ke sana," ujarnya.

Hanitianto Joedo, pemrakarsa Jogja Animations Gallery (JAG), mengatakan, di wilayah DIY saat ini ada tak kurang dari sepuluh lembaga pendidikan yang memiliki jurusan animasi, mulai dari SMK, akademi, sampai perguruan tinggi. Selain itu, DIY juga memiliki 20 studio animasi dan enam studio game.

Berdasarkan data tersebut, DIY dinilai potensial dijadikan sebagai pusat industri animasi di Indonesia. Namun, potensi itu tidak akan berkembang jika tidak ada upaya untuk mengelolanya. Melalui forum JAG, Hanitianto giat mengumpulkan animator untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Dalam forum ini, para animator dan studio animasi maupun game diberi ruang mempresentasikan karya mereka. Selain itu, dalam acara ini para animator muda bisa belajar tentang seluk beluk industri animasi dari para animator profesional. "Industri animasi menjanjikan," ujarnya. (ARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com