Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, 12 Bayi Cacat akibat Kurang Gizi

Kompas.com - 14/10/2010, 16:19 WIB

MUNTOK, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung (Babel), menemukan 12 kasus bayi terlahir dalam keadaan cacat akibat kurangnya asupan gizi dan kesehatan ibu saat hamil.

"Ada 12 kasus bayi lahir cacat kita temukan pada 2010. Hal ini diperkirakan akibat rendahnya asupan gizi saat hamil," kata Ptl Kasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Dinkes Bangka Barat, Winda, Kamis (14/10/2010).

Namun, Dinkes terus menyosialisasikan kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat sehingga suatu saat nanti ibu hamil dan anak yang dilahirkan sehat dan bergizi.

Cacat ini dimasukkan ke dalam kasus lain-lain, yaitu ada bayi yang hydrocephalus, ada juga yang lahir tanpa tempurung kepala, serta cacat bawaan lain.

"Kami terus mengantisipasi meningkatnya kasus tersebut seperti mengaktifkan desa siaga, pelatihan bidan desa, cara penanganan kasus, dan kemitraan antara bidan dan dukun," ujarnya.

Selain itu, juga diadakan pelatihan kemitraan bidan desa dengan dukun karena masih banyak warga yang tinggal di pelosok yang melahirkan dengan bantuan dukun.

"Kami mengimbau kepada ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang agar pertumbuhan bayi dalam kandungan normal. Kami terus mengupayakan agar tidak ada lagi kasus serupa di Bangka Barat," harapnya.

Selain itu, enam bayi di Kabupaten Bangka Barat pada 2010 meninggal dunia akibat berat bayi lahir rendah (BBLR).

"Dari 23 kasus BBLR, hanya sebanyak 17 bayi yang dapat diselamatkan, enam meninggal dunia karena BBLR," katanya.

Jumlah itu bisa dikatakan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 29 kasus BBLR, dengan rincian sembilan bayi meninggal dunia dan sisanya bisa diselamatkan.

"Kasus bayi BBLR bisa dikatakan mengalami peningkatan, tetapi belum bisa ditarik kesimpulan pasti mengenai persentase kematian karena harus dibandingkan dengan jumlah bayi lahir hidup," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com