JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki hari ketujuh pasca bencana banjir bandang yang menimpa ibukota kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Senin (4/10/2010) lalu, Wasior semakin sepi. Di tengah upaya pencarian dan evakuasi korban di sekitar Kota Wasior, semakin banyak penduduk yang mengungsi keluar Kota Wasior menuju Manokwari, Nabire dan lainnya .
"Banyak orang yang mengungsi keluar kota Wasior karena trauma yang mendalam. Rumah-rumah masih mengalami kerusakan, air bersih sangat terbatas. Belum lagi hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir ini di Kota Wasior. Akibatnya, kota ini semakin lama semakin sepi," tandas Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai saat menghubungi Kompas di Jakarta, Minggu (10/10/2010).
Menurut Velix, jumlah warga kota Wasior yang mengungsi hingga saat ini tercatat mencapai 4.373 jiwa. Sebanyak 2.283 pengungsi berada di Kabupaten Teluk Wondama. Sedangkan di Manokwari berjumlah 1.859 orang pengungsi dan di Nabire tercatat 233 orang. Minggu ini, Kapal Motor Ngapulu yang bersandar di Pelabuhan Wasior mengangkut sekitar 2.000 orang yang mengungsi dari Wasior ke Manokwari, tambah Velix.
Dari hasil koordinasi di antara dirinya dengan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief bersama Komandan Kodim 1703 Manokwari Letkol E Sitorus dan Deputi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) Soetrisno, dilaporkan jumlah korban yang meninggal hingga Minggu ini tercatat me ncapai 148 jiwa meninggal, 103 yang hilang dan 185 orang yang terluka.
"Karena hujan lebat pada Minggu ini, operasi pencarian korban mengalami gangguan. Oleh sebab itu, pencarian korban yang difokuskan di masa tanggap darurat ini, hanya dilakukan di sekitar kota Wasior," lanjutnya.
Namun, menurut Velix, Bandar Udara Wasior telah dibersihkan dari lumpur sehingga pesawat Caravan atau jenis Twin Otter telah dapat mendarat di Wasior.
Sementara, menurut Andi Arief, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipasti kan akan berangkat menuju Wasior pada Rabu (13/10/2010) pagi mendatang, telah menginstruksikan langkah-langkah yang harus diutamakan untuk pencarian dan pembersihan para korban yang kemungkinan besar masih terkubur dalam lumpur setinggi dua hingga tiga meter.
"Presiden berharap sistem dapat bekerja lebih optimal lagi pada tahapan tanggap darurat ini," demikian Andi Arief.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.