Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Blok Mahakam Menggiurkan

Kompas.com - 09/10/2010, 12:07 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com-Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kalimantan Timur tidak usah ikut campur dengan bisnis inti (pengelolaan) sumur minyak dan gas bumi dari Total E&P Indonesie (TEPI) di Blok Mahakam. Pasalnya, keuntungannya memang sangat menggiurkan tetapi baru diraih dalam waktu lama.

Setidaknya begitu dianjurkan Penasihat Forum Daerah Penghasil Migas Dr Rudi Rubiandini yang ditemui dalam acara Sarasehan Media TEPI di Cisarua, Jabar.  "Keuntungan baru bisa didapat pada 18 tahun. Hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya," kata Rudi.

Lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan titik impas, menuju laba, karena bisnis inti pertambangan Migas membutuhkan dana sangat besar dengan teknologi tinggi. Tingkat keberhasilan eksploitasi juga hanya 30 persen, dengan kata lain, risiko gagal sangat tinggi. Rudi mengimbau para pemerintah daerah di Kaltim agar mengarahkan BUMD-nya ikut berbisnis penunjang saja. Menurutnya, selain tidak membutuhkan teknologi  tinggi, bisnis ini juga tidak butuh investasi sebanyak bisnis intinya.

"Justru bisnis penunjang sangat memiliki prospek karena selama ada pertambangan inti, bisnis penunjang akan terus untung dan keuntungan cepat didapatkan," ujarnya.

Bisnis penunjang yang dimaksudkan seperti jasa-jasa untuk mendukung berlangsungnya pertambangan. "Tidak perlu gagah-gagahan terjun bisnis inti, tapi uangnya tidak dapat-dapat," ujarnya.

Sebagai contoh,  pemerintah kabupaten dan kota serta Pemprov di Jateng dan Jatim lewat BUMD-nya belum juga mendapatkan keuntungan dari share pengelolaan di Cepu yang dikelola Exxon Mobile. "Padahal dana mereka yang dicemplungin bisa jadi dana dari utangan yang harus dibayar bersama bunganya," ujar Rudi. (tribunnews/ewa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com