Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhut Peringatkan PT Freeport Indonesia

Kompas.com - 04/10/2010, 03:25 WIB

Raja Ampat, Kompas - Perusahaan pertambangan asal Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia, harus terus meningkatkan kemampuan mengolah limbah sisa tambang. Walau mereka mampu menjaga kelestarian hutan, pengolahan limbah sisa tambang (tailing) juga penting untuk kesinambungan alam.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyampaikan hal ini kepada wartawan di Raja Ampat, Minggu (3/10). Sehari sebelumnya, Menhut didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Darori, Dirjen Planologi Bambang Soepijanto, dan Dirjen Bina Usaha Kehutanan Iman Santoso meninjau pengelolaan hutan lindung di konsesi Freeport di Timika dan Tembagapura, Papua.

Dalam pemantauan menggunakan tiga helikopter jenis Bell tersebut, Menhut menilai pengelolaan kawasan hutan lindung yang masuk Taman Nasional Lorentz cukup baik. Namun, Menhut menekankan agar pembuangan limbah sisa penambangan tidak merusak lingkungan.

”Harus dicari jalan keluar agar tailing sisa tambang tak merusak lingkungan. Kalau terus-menerus (menumpuk) akan membahayakan lingkungan,” ujar Zulkifli.

230.500 ton ”tailing”

Freeport memproduksi 230.500 ton tailing tahun 2009. Mereka menampung tailing yang dialirkan lewat Sungai Aikwa di kawasan pengendapan seluas 231 kilometer persegi berstatus areal penggunaan lain.

Danau buatan penampungan tailing ini mudah terlihat saat pesawat turun atau lepas landas karena berdekatan dengan Bandara Mozes Kilani, Timika. Menurut anggota staf Freeport, Wawa, tailing sudah tidak mengandung bahan berbahaya karena kandungan kimia yang ada sudah dinetralkan sebelum dialirkan.

Dari udara tampak aliran tailing di Tembagapura bersatu dengan sungai kecil, melintasi permukiman penduduk yang dibangun Freeport di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Tailing kemudian mengalir sampai ke danau penampungan dekat bandara Timika.

Saat tailing melintasi kawasan hutan antara lokasi pengendapan dan bandara Timika tampak sejumlah pohon yang dilalui pasir sisa tambang meranggas. Sementara di beberapa bagian di hilir sungai, anggota staf Freeport sudah mencoba menanami tailing.

Menurut Wawa, pasir sisa tambang juga dimanfaatkan untuk konstruksi. ”Sekitar 10 persen di antaranya sudah dimanfaatkan,” ujar Wawa.

Berkaitan dengan izin pinjam pakai kawasan hutan, Freeport tengah mengurusnya ke Kementerian Kehutanan. Menurut Menhut, usulan itu belum diproses karena belum ada rekomendasi Gubernur Papua. (Ham)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com