JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perkeretapian LIPI, Taufik Hidayat, menyesalkan kecelakaan antara KA Argo Bromo Anggrek, kereta api kelas eksekutif jurusan Jakarta-Surabaya, dan KA Senja Utama, kelas bisnis jurusan Jakarta-Semarang, di Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, dini hari tadi.
Menurutnya, PT KA gagal memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan dalam perjalanan KA Argo Bromo yang tergolong kereta eksekutif atau kereta komersial yang cukup mahal.
"Ya begitu. Ini kereta api mahal, lho. Kalau di kereta api yang PT KA cari komersil saja keselamatan tidak bisa dijamin, bagaimana dengan yang ekonomi," ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/10/2010).
Menurut Taufik, sudah saatnya Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan PT KAI sebagai operator serius membenahi persoalan internal dan koordinasi di keduanya dalam menjamin keselamatan bagi para pengguna jasa perkeretaapian.
"Kalau bicara kecelakaan, ada tiga aspek yang dibenahi, yaitu aspek SDM, teknologi, organisasi termasuk manajemen. Sekarang kan katanya karena human error. Kata-kata ini kan setiap kecelakaan terjadi, keluar kata-kata itu. Masalahnya, tidak ada pembenahan sama sekali," ungkapnya lagi.
Taufik mengatakan, Indonesia harus belajar dari India yang berhasil menekan angka kecelakaan kereta apinya dalam lima tahun terakhir. India yang dulu dikenal sebagai negara dengan tingkat kecelakaan kereta api yang paling tinggi saja dalam lima tahun terakhir mampu menurunkan angka kecelakaan kereta api hingga 60 persen.
Regulator dan operator juga harus bertanggung jawab memberi pendidikan dan mendisiplinkan pegawainya dalam menggunakan GPS yang sudah diakui di dunia dapat mencegah terjadinya tabrakan antarkereta api. "Ini yang diurus. Regulator dan operator jangan malah ribut melulu," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.