Bekasi, Kompas
Imel sendiri dicari-cari orangtuanya, Ambarsari Dewi (33), warga Kampung Rawa Bambu, Kelurahan Kalibaru, Medansatria, Kota Bekasi, sejak Jumat (24/9). Selain menculik Imel, AI juga mengajak dua teman Imel, sebut saja namanya Pikar (5) dan Ester (8). Namun, Pikar dan Ester dapat melarikan diri dan pulang ke rumah mereka di Kampung Rawa Bambu, Kalibaru, pada Jumat malam itu.
Imel dibawa AI berpindah- pindah tempat sejak Jumat malam itu. Mula-mula Imel diajak mengemis di kompleks GOR Kota Bekasi kemudian dibawa ke Bogor. Selain diculik dan dipaksa menjadi pengemis, Imel juga diduga menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan AI. Keberadaan Imel terungkap setelah korban dan AI terjaring razia gelandangan, pengemis, dan anak jalanan, beberapa waktu lalu.
Ibu Imel, Ambarsari, menuturkan, setelah bebas dari penculiknya, Imel sering tiba-tiba berteriak ketakutan saat tidur. Di rumah, Imel juga menjadi gampang marah dan memukul.
”Saya jadi khawatir sampai-sampai saya membawanya ke orang pintar agar dia diobati,” kata Ambarsari ketika ditemui di dekat rumahnya kemarin.
Sementara AI, saat dia ditemui di Kantor Polres Metro Bekasi, mengaku dirinya disuruh seseorang, yakni NBS (16) alias Niko, untuk membawa kabur Imel dan dua kawannya itu. AI juga mengatakan menerima ancaman akan dipukuli Niko dan teman-temannya kalau dia melapor ke polisi.
Kepala Unit Reserse Mobile Polres Metro Bekasi Ajun Komisaris Sutoyo mengatakan, mereka masih memeriksa AI untuk mengembangkan penyelidikan kasus penculikan itu. Polisi juga sedang melacak Niko, yang disebut AI sebagai orang yang menyuruhnya mengambil Imel.