Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pembom Ikan Dapat Award dari AS

Kompas.com - 27/09/2010, 02:29 WIB

GUNUNG SUGIH, KOMPAS.com - Ahmad Salim (30), mantan pembom ikan dan penebang mangrove asal Kabupaten Pesawaran, Lampung, mendapat penghargaan Golden Talent Award 2010 dari lembaga Heifer International yang bermarkas di Amerika Serikat.

Penghargaan itu diserahkan Meredith Rolf, International Resource Development Officer Heifer International, Sabtu (25/9/2010) pada acara Penerusan Manfaat di Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah.

Budi Rahardjo, Country Director Heifer International Indonesia, mengatakan, penghargaan GTA ini diberikan kepada individu yang memiliki pengaruh besar terhadap komunitasnya dalam hal pengembangan ekonomi berbasis ternak.

Penghargaan ini diberikan kepada setiap individu di setiap negara. Menurut Budi, Ahmad Salim kini menjadi aktivis penyelamatan lingkungan mangrove di daerahnya.

Budi kini mengabdi sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat dalam program yang dijalankan oleh Heifer dan LSM Mitra Bentala di Pulau Pahawang, Pesawaran.

Berkat kegigihannya, ia pun kemudian diangkat sebagai salah satu aparat desa, yaitu Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat di Desa Pahawang.

"Padahal, dulu saya sering dicibir oleh warga karena ulah saya. Bahkan, karena begitu malunya, ayah saya sempat mengundurkan diri sebagai kepala dusun," kenang Salim.

Pada 2007, saat bergabung dengan LSM Mitra Bentala, ia berikrar tidak akan lagi membom ikan. Menurut dia, kesadaran itu muncul secara perlahan atas pendekatan Mitra Bentala. Ia sadar, nasib anak cucunya akan terancam jika terus merusak lingkungan.

Meredith mengatakan, tindakan Salim sangat menginspirasi. Ia berharap, semangat perubahan Salim dapat ditiru masyarakat lainnya. Selain penghargaan, Salim juga mendapatkan bantuan uang tunai 1.000 dollar AS (sekitar Rp 10 juta).

Sebanyak 800 dollar AS di antaranya akan ditujukan untuk pengembangan komunitas. Program penerusan manfaat melaui ternak yang dikembangkan Heifer International telah berjalan di lima provinsi, antara lain Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Sebanyak 8.000 keluarga di Sumatera menjadi penerima manfaat. Di dunia, program ini mencakup 7 juta keluarga di 125 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com