Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Impor Sebaiknya Tak Masuk Jawa Tengah

Kompas.com - 25/09/2010, 15:19 WIB

Semarang, Kompas - Petani di Jawa Tengah menolak masuknya beras impor. Pemerintah dipersilakan mengimpor beras, namun tak boleh dimasukkan atau disimpan di gudang-gudang di provinsi penghasil beras, karena petani tengah bersiap menanam padi musim tanam Oktober.

"Tidak tepat kalau anomali iklim menjadi acuan perlunya impor beras. Saat ini, petani juga tengah menikmati harga gabah di tingkat petani yang mencapai Rp 3.000 per kilogram. Stok sangat cukup," kata Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Jateng, Siti Yamroh, Jumat (24/9), menanggapi keputusan pemerintah yang berencana akan mengimpor beras.

Yamroh mengemukakan, khusus pertanian di Kendal tidak terlalu terpengaruh anomali iklim. Lahan padi yang kena hama wereng pun sedikit, jadi petani yang panen musim gadu menikmati harga gabah di atas harga penetapan Bulog.

Petani di Desa Mendak, Klaten, Suparman, mengemukakan, harga gabah kini rata-rata Rp 3.100 per kg. Harga ini jauh lebih tinggi dibanding harga pembelian pemerintah yang hanya Rp 2.640 per kg untuk gabah kering panen.

Anggota DPRD Jateng, Istajib, menyatakan, telah menyampaikan surat penolakan beras impor. Penolakan itu secara resmi disampaikan ke pemerintah melalui Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Di masa mendatang beras impor itu sebaiknya lebih untuk mencukupi stok beras untuk keluarga miskin (raskin), akibat kegagalan Bulog dalam memenuhi prognosa pengadaan beras akibat tingginya harga beras di pasaran.

"Saya juga menyarankan supaya pemerintah melakukan pendataan stok beras yang ada. Dengan data besaran produksi beras yang ada, sebaiknya dana untuk impor beras dipakai membeli padi hasil panen petani meski harganya di atas ketentuan Bulog," kata Istajib.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jateng, Ikwan Sudrajat, menjelaskan, sikap pemprov tetap berdasar acuan bahwa hasil panen saat ini terjadi kelebihan stok pangan, khususnya padi sebesar lebih dari 9 juta ton. Jika impor beras tetap dilakukan, sebaiknya juga bukan untuk pasaran Jateng, dan gudang-gudang yang ada pun bukan untuk menyimpan beras impor. Hal itu guna menghindari produk padi petani yang akan panen Maret 2011 tidak bisa masuk ke gudang penyimpanan. (WHO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com