Libur Lebaran masih panjang, padahal semua tempat hiburan terkenal di Jakarta sudah dikunjungi. Ke mana lagi, ya?
Coba saja datang ke Hutan Kota Srengseng di Jakarta Barat. Disebut hutan kota karena memang areal seluas 15,3 hektar ini diperuntukkan sebagai kawasan hijau bagian dari ruang terbuka hijau Jakarta. Tak cuma pohon, tempat ini juga dilengkapi danau kecil, tempat bermain anak, dan jalur-jalur setapak yang memungkinkan pengunjung berkeliling hutan ini.
Hutan Kota Srengseng berada di wilayah Kelurahan Kelapa Dua, Kembangan, Jakarta Barat. Pengunjung tetap hutan kota ini biasanya warga yang tinggal di kawasan sekitar. Seperti terlihat pada Rabu (8/9), beberapa anak laki-laki tampak asyik bermain jungkat-jungkit. Sepasang muda-mudi juga terlihat menikmati alam hijau di tengah Jakarta itu.
”Di sini cukup sepi. Maksudnya, meskipun banyak anak- anak dan pengunjung lain, tetapi tidak bising. Enak juga karena bisa lihat air dan duduk di bawah pohon,” kata Didi (21), warga Kembangan yang datang bersama kekasihnya.
Sementara Sukardi (51) mengaku senang berada di hutan kota ini terutama di Danau Srengseng seluas 6.000 meter persegi. Selain sekadar duduk-duduk di pinggir danau, Sukardi yang sering mengajak anak atau cucunya tak lupa melengkapi diri dengan peralatan pancing. ”Ada ikannya,
Di pagi hari, kata Sukardi, banyak warga sekitar yang berolahraga di sini. Mulai dari lari pagi, jalan kaki, atau bersepeda. Bahkan, sekitar satu tahun terakhir, sekelompok remaja mulai memanfaatkan kawasan ini untuk berlatih parkour.
Parkour ialah jenis olahraga yang tergolong baru berkembang di Indonesia. Secara sederhana parkour didefinisikan sebagai seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan membantu manusia bergerak dengan cepat dan efisien.
Parkour menggunakan beberapa gerakan, seperti berlari, memanjat, meloncat untuk melatih kemampuan manusia melewati segala bentuk rintangan di berbagai situasi dan kondisi di lingkungan urban atau rural. Tak heran, Hutan Kota Srengseng pun menjadi salah satu tempat ideal bagi pencinta parkour.
Menikmati Hutan Kota Srengseng mau tidak mau mengingatkan kita kepada Gubernur DKI Jakarta R Suprapto. Pada masa kepemimpinannyalah, hutan kota ini bisa diwujudkan, tepatnya pada tahun 1993. Pembuatan Hutan Kota Srengseng tidak dilakukan dalam waktu singkat, melainkan secara bertahap dengan menggunakan sistem
Sanitary landfill
Sayangnya, meski dibangun pada masa yang bersamaan, pengolahan sampah belum dilakukan di Srengseng. Satu hal lagi yang membuat rasa kecewa muncul, yaitu kurangnya kesadaran pengunjung di hutan kota ini. Masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan. Bahkan, masih didapati warga seenaknya membuang sampah rumah tangga di kawasan perbatasan antara hutan kota dan permukiman.
Imbauan agar jangan membuang sampah sembarangan maupun menjaga lingkungan hutan kota agar tetap asri dan nyaman tampaknya belum dipatuhi oleh warga.
Ada kesan saling lempar wewenang pengawasan hutan kota ini antara Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meskipun berada di wilayah Kelapa Dua, Jakarta Barat, Hutan Kota Srengseng memang di bawah wewenang langsung dari Unit Pelayanan Teknis Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Akibatnya, kesan kurang terurus memang melekat di hutan kota ini.
Namun, di luar masalah sampah, Hutan Kota Srengseng cukup memikat. Apalagi sekarang, hutan ini mungkin satu-satunya hutan di tengah kota Jakarta. Hutan ini memiliki kebun bibit seluas 2,5 hektar. Ratusan pohon terdiri dari 42 jenis pohon produktif dan pohon pelindung tumbuh di sini. Ada pula 11 jenis tanaman anggrek yang mempercantik hutan kota.
Danau buatan, Danau Srengseng, di tengah hutan kota juga dipastikan membuat kawasan ini makin indah. Selain genangan air yang cukup jernih dan tergolong luas, danau ini dilengkapi juga dengan tumbuhan karsen yang diminati berbagai jenis burung. Jadi, puaskan mata dan telinga mendengar kicau burung yang terbang dan hinggap bebas di sini.