Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinabung Masih Aktif

Kompas.com - 02/09/2010, 03:30 WIB

Kabanjahe, Kompas - Gunung Sinabung terus mengeluarkan debu vulkanik. Partikel tersebut menyebar hingga radius sekitar 5 kilometer dari puncak. Meski demikian, masyarakat meminta kejelasan status tingkat kebahayaan gunung tersebut kepada pemerintah dan otoritas berwenang lainnya.

Sejak Rabu (1/9) pagi, aktivitas Gunung Sinabung mulai terlihat kembali setelah sehari sebelumnya tidak begitu terlihat. Menurut Darta, penjaga Danau Lau Kawar, aktivitas itu dimulai sekitar pukul 06.30 pagi. ”Cukup tinggi dan hitam. Saya tidak tahu ketinggiannya karena dari sebelah utara tidak begitu jelas terlihat,” tuturnya.

Pengamatan Kompas di beberapa kecamatan yang masuk dalam kategori rawan I, yaitu Kecamatan Payung dan Kecamatan Naman Teram, debu vulkanik yang tertiup angin mencapai perbatasan antara kedua kecamatan dan Kecamatan Simpang Empat, sejauh 4 hingga 5 kilometer dari pusat semburan. Arah semburan berubah-ubah sesuai dengan arah tiupan angin. Beberapa anggota masyarakat yang ditemui masih mengenakan masker untuk menghindari terhirupnya debu vulkanik tersebut, sebagian lagi tidak.

Berdasarkan penelitian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Medan, dua hari setelah semburan pertama, Minggu dini hari, parameter debu di sekitar wilayah letusan (daerah rawan I) masih berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan, sebesar 113 µg per m3. Sementara standar parameter debunya adalah sebesar 150 µg per m3.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan, hingga kini status kebahayaan Gunung Sinabung masih pada status awas. ”Kami belum bisa menurunkan status,” ujarnya.

Dia menjelaskan, data rekaman aktivitas Sinabung masih cukup tinggi, terutama untuk gempa vulkanik. Sementara embusan debu diakuinya berkurang. ”Gempa vulkanik terus menunjukkan peningkatan,” katanya.

Dengan ciri-ciri tersebut diperkirakan Sinabung masih terus mengumpulkan suplai magma yang belum dilepaskan.

Selain itu, pihaknya juga terus memantau kemungkinan adanya deformasi atau perubahan bentuk gunung. Tiga alat pemantau kegempaan, di antaranya Electric Distance Measurement (EDM), dan tiga sensor seismik baru telah ditanamkan untuk mengetahui aktivitas gunung.

Beberapa warga di daerah rawan I dan rawan II, ditemui di lokasi, mempertanyakan status kebahayaan Gunung Sinabung saat ini. Beberapa informasi yang didapat warga menyebutkan, kondisi gunung sudah relatif lebih aman dibandingkan dengan beberapa hari lalu. Hal itulah yang membuat mereka berani kembali beraktivitas.

Anna Tarigan (43) mengatakan, sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari berhadapan dengan Sinabung dalam kondisi seperti itu. Hal ini membuat mereka tidak takut untuk kembali.

”Saya memutuskan tidak akan kembali ke pengungsian. Terlalu banyak orang di sana. Lagi pula tidak ada yang bisa dilakukan di sana. Saya bosan,” ujar warga Desa Naman ini. (MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com