Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kemacetan di Pertigaan Pejagan

Kompas.com - 01/09/2010, 04:25 WIB

Jakarta, Kompas - Demi kelancaran arus mudik, pemerintah harus memastikan keseriusan dalam rekayasa lalu lintas di pertigaan Pejagan, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Masalahnya, di pertigaan ini, kendaraan yang keluar dari Tol Kanci-Pejagan akan bertemu dengan arus kendaraan, terutama sepeda motor, dari Cirebon menuju Tegal.

Tepat sebelum pertigaan ini juga terdapat pelintasan sebidang kereta api. Tanpa pengaturan lalu lintas, dikhawatirkan kemacetan akan semakin parah sebab tiap hari terdapat 86 rangkaian kereta yang melintas. Atau, jika dihitung, setidaknya setiap 17 menit sekali ada kereta melintas.

Selain ”ruwetnya” lalu lintas di Pejagan, volume kendaraan juga meningkat pesat. Berdasarkan prediksi operator tol PT Jasa Marga Tbk, tiap hari selama arus puncak mudik sekitar 45.715 kendaraan akan melintasi Gerbang Tol Ciperna (Cirebon), sebagian besar di antaranya masuk Tol Kanci-Pejagan. Padahal, saat lalu lintas normal sebanyak 8.672 kendaraan per hari.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto, dalam Jumpa Pers Arus Mudik Kondisi Jalan Lebaran 2010, Selasa (31/8) di Jakarta, mengatakan, untuk mengatasi kemacetan di Pejagan, akan diterapkan sistem buka tutup jalan. Jadi, jika Pejagan padat, dipilih jalur Ketanggungan-Slawi-Adiwerna-Tegal.

Persoalannya, berdasarkan pantauan Tim Lebaran Kompas 2010, kondisi jalur alternatif Ketanggungan-Slawi (29 kilometer) bergelombang, meski untuk ruas Slawi-Adiwerna-Tegal (12 km) kondisi jalannya baik.

Untuk mengurai kemacetan pada tiga lokasi terpadat, yakni pintu keluar Tol Pejagan, pertigaan Pejagan, dan Ketanggungan, Kepolisian Resor Brebes membentuk tiga tim yang beranggotakan masing-masing 11 personel kepolisian. Tim itu bergerak dinamis, dengan fasilitas 4 kendaraan roda empat dan 9 sepeda motor.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Brebes Ajun Komisaris Matrius menegaskan, jika terjadi kepadatan di pertigaan Pejagan, pihaknya akan memberlakukan pola 3-1 dari pertigaan Pejagan ke timur (Semarang) sepanjang 2 kilometer. Tiga lajur untuk kendaraan dari selatan (pintu keluar tol) dan satu lajur untuk kendaraan timur.

Di jalur antara Ketanggungan (Brebes) hingga Prupuk (Kabupaten Tegal) juga akan diberlakukan satu arah. Dengan begitu, potensi kepadatan kendaraan yang baru keluar dari Gerbang Tol Pejagan menjadi terurai.

Jalur mudik siap

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto menegaskan, sepanjang 11.000 kilometer jaringan jalan nasional, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi telah dinyatakan siap.

Untuk memastikan kesiapan jalur utama mudik itu, Kementerian Pekerjaan Umum sudah menurunkan 10 tim pemantau. Dipastikan sejak Selasa kemarin semua proyek pekerjaan jalan dihentikan hari Selasa atau H-10 hingga H+10 Lebaran.

Dari jalur pantai utara (pantura) Jawa dilaporkan, dari Sukra, Indramayu, hingga Losari, Kabupaten Cirebon, lajur-lajur yang ditutup untuk perbaikan semuanya dibuka sejak Selasa kemarin. Meski aspal jalannya belum mulus, jalur ini siap menampung arus mudik.

Di Gebang, Kabupaten Cirebon, perbaikan jalan dari arah Jawa Tengah ke Cirebon juga telah dihentikan. Hanya saja, proyek jalan layang Gebang masih dikerjakan hingga Rabu ini pukul 00.00.

Pada arus mudik Lebaran kali ini, kendaraan roda empat atau lebih diminta lewat Tol Palimanan-Kanci, lalu melintasi Kanci-Pejagan agar tidak terjebak di Pasar Gebang. Sebab, meski sudah ditata, ruas lintas Gebang diperkirakan tetap macet.

Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan wilayah Cirebon Ano Sutrisno mengatakan, hingga Selasa kemarin, pasar-pasar tumpah belum dipagar betis oleh petugas kepolisian. Di Pasar Tegal Gubuk, misalnya, lapak-lapak pedagang masih memenuhi trotoar dan membuat jalur sempit.

Menurut Djoko, pada umumnya kondisi jalur utama pantura telah siap, terutama empat lajur jalan dari Jakarta hingga Kudus.

Secara terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono mengimbau para pemudik memerhatikan cuaca. Selama 15 hari ke depan, BMKG memperkirakan hujan dapat turun sewaktu-waktu meski pada musim kemarau.

(RYO/WIE/HEN/NIT/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com