Blitar, Kompas
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar Hadi Maskun, Senin (30/8 di Blitar, Jawa Timur, mengatakan, pemkot siap mengalokasikan 25 persen dari anggaran yang diperlukan untuk pengambilalihan Istana Gebang. Sisanya, yang 75 persen, akan dibantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
”Namun, sejauh ini belum ada pembahasan khusus dengan pihak ahli waris. Kami juga tidak tahu persis apakah sudah ada mufakat dari ahli waris untuk menjualnya,” kata Hadi.
Pemkot Blitar, lanjut Hadi, masih akan bernegosiasi dengan pihak ahli waris mengenai harga apabila benar mereka berkeinginan menjual Istana Gebang.
Rencana penjualan Istana Gebang, yang merupakan rumah peninggalan kakak kandung Presiden pertama RI, Soekarno, mencuat tahun 2008. Ketika itu muncul penawaran aset sejarah Istana Gebang di sejumlah situs. Sejumlah orang yang mengaku ahli waris mengajukan penawaran Rp 30 miliar untuk bangunan yang pernah ditempati Soekarno semasa kecil hingga remaja itu.
Saat ini Istana Gebang dikelola ahli waris yang merupakan cucu kakak kandung Bung Karno. Kompleks bangunan yang terletak di pusat Kota Blitar itu dikunjungi banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Pada peringatan haul Bung Karno selalu digelar acara di istana itu.
Gubernur Jatim Soekarwo saat berkunjung ke Kediri beberapa waktu lalu menyatakan berkomitmen menyelamatkan aset bersejarah itu.