Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sinabung Meletus Minggu

Kompas.com - 30/08/2010, 03:54 WIB

Kabanjahe, Kompas - Hingga pukul 20.00, Minggu (29/8), tak kurang dari 18.194 orang dari 32 desa mengungsi, menyusul meletusnya Gunung Sinabung—sekitar 70 kilometer arah barat daya Kota Medan—di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Minggu pukul 00.08.

Meski Kementerian Sosial dan pemerintah daerah setempat telah mengedrop bantuan sedikitnya 250 ton beras—antara lain dari Kementerian Sosial 50 ton, Gubernur Sumatera Utara 200 ton, dan wali kota/bupati di Sumut sebanyak 100 ton—hingga Minggu petang para pengungsi belum memperoleh bantuan memadai.

Gunung Sinabung (berketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut) tercatat meletus terakhir kali pada tahun 1600, dan sejak Jumat lalu status kegunungapiannya berubah dari Tipe B, yakni ”tidak berbahaya” dan tidak dipantau terus-menerus, menjadi Tipe A, yakni ”awas” dan dipantau terus-menerus.

Jumlah pengungsi tersebut sebatas yang tercatat di Posko Utama Tim Penanggulangan Bencana di pendapa Kabupaten Karo di Kabanjahe. Mereka tersebar di 16 tempat pengungsian, terutama di jambur-jambur. Jambur merupakan bangunan mirip aula atau pendapa yang biasanya dijadikan tempat pertemuan para tetua adat dan lelaki subetnis Karo. Gelombang pengungsi mulai terasa sejak Minggu dini hari sampai sore hari. Mereka datang dengan menumpang truk, mobil angkutan umum, dan sepeda motor.

Di tempat pengungsian, mereka tidur beralas tikar atau karpet. Di Jambur Taras, pengungsi dibagi berdasarkan desa masing-masing untuk memudahkan koordinasi. Di tempat ini semalam terjadi hujan deras. Warga hanya duduk di tikar, dan tidak terlihat kepanikan.

”Mereka berkumpul berdasarkan desa asal untuk memudahkan penghitungan,” kata Camat Berastagi Swingli Sitepu. Di tempat itu pengungsi juga dihibur dengan musik dan lagu rohani serta lagu tradisional.

Suasana desa-desa di sekitar kaki gunung kini sepi. Sementara itu, di beberapa desa yang berjarak 7-10 kilometer dari kaki gunung, belasan laki-laki bertudung sarung berjaga-jaga.

Langit kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo, maupun di Berastagi, sepanjang hari Minggu cerah dan tidak ada lagi hujan debu seperti sehari sebelumnya. Pasar, toko, terminal, dan warung-warung buka seperti biasa. Sebagian besar warga beraktivitas dengan menggunakan masker karena jalan dan atap rumah masih diselimuti debu vulkanik.

Perlu pemantauan

Di Jakarta, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono menyatakan, di masa depan gunung-gunung Tipe B tidak lagi bisa dibiarkan tanpa pemantauan seperti selama ini terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com