Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Persen Responden Lakukan Hubungan Seksual Pranikah

Kompas.com - 26/08/2010, 14:13 WIB

MALANG, KOMPAS - Sebanyak 29 persen dan 404 responden usia remaja di wilayah Kabupaten Malang yang diteliti lewat metode survei, mengaku telah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.

"Namun terhadap kombinasi keterpaparan terhadap narkoba, hasil survei menyebutkan hanya 9 persen mendapat informasi dan mencoba narkoba dan 366 sisa responden tidak pernah menggunakan narkoba," kata Hasan Abadi, peneliti dari Orbit Nusantara, sebuah lembaga penelitian di Malang, Rabu (25/8) yang bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pemkab Malang.

Orbit Nusantara menyelenggarakan riset untuk mengukur pengetahuan seks dan narkoba di kalangan remaja SMA di Kabupaten Malang, yang merupakan bagian dari kegiatan Balitbang Pemkab. Penelitian dilakukan terhadap dua ancaman, yakni bahaya seks bebas dalam hubungannya dengan ancaman terjangkitnya HIV/AIDS dan penggunaan narkoba.

Peneliti Orbit mengukur angka hubungan seksual pranikah pada respondennya dan ditemukan sebanyak 116 mengaku pernah melakukan hubungan seksual, atau 29 persen dari total sampel responden. Pasangan hubungan seksual itu terbanyak adalah pacar (62 persen), teman 21 persen, saudara 8 persen, dan orang lain yang tidak dikenal sebanyak 21 persen.

Terhadap yang pernah melakukan hubungan seksual, peneliti juga mengajukan pertanyaan tentang alasan hubungan seksual. Jawabannya terbesar sama-sama ingin (53 persen), sebanyak 22 persen merupakan dorongan dalam diri, 16 persen terpaksa atau dipaksa, dan 5 persen memenuhi keinginan pacar.

Hal yang menimbulkan dorongan untuk melakukan hubungan seksual, yang terbesar sebanyak 72 persen adalah film video porno, 29 persen proses pacaran, dan 9 persen internet. "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup melakukan hubungan seksual pranikah juga sudah terpapar di kalangan remaja SMA di lingkungan pedesaan di Kabupaten Malang. Ini perlu menjadi bahan evaluasi masyarakat, sekolah, dan pemerintah," kata Hasan Abadi. (ODY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com