Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Musiman bakal Lebaran di Panti

Kompas.com - 24/08/2010, 12:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengemis musiman di DKI Jakarta yang terkena penertiban selama Ramadhan terancam tidak bisa merayakan lebaran bersama kerabat di kampung halaman. Pengiriman ke panti sosial hingga lebaran usai ini dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera agar mereka tak kembali mengemis di Jakarta pada Bulan Ramadhan tahun berikutnya.

Hal ini diutarakan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Effendi Anas pada Tim Lebaran Kompas 2010, Selasa (24/8/2010). "Dengan adanya ketegasan ini, kami berharap tak ada lagi warga dari luar daerah yang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk meminta-minta di tahun-tahun berikutnya ," katanya.

Setiap tahun pada Bulan Ramadhan, ribuan pengemis dadakan muncul di jalanan ibukota. Sebagian besar dari mereka diduga didatangkan oleh koordinator d ari sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. K ehadiran mereka dinilai menimbulkan gangguan karena rawan memancing tindak kriminal dan eksploitasi anak. Sebagian dari pengemis dadakan ini diketahui membawa anaknya yang masih kecil turun ke jalanan.

Effendi mengatakan, berdasarkan pantauan, Ramadhan tahun ini jumlah pengemis musiman di DKI Jakarta memperlihatkan penurunan drastis daripada tahun-tahun sebelumnya. Hingga hari ke-15 puasa ini, belum terlihat penambahan jumlah pengemis di titik-titik yang biasanya menjadi lokasi mereka berk umpul. "Biasanya hari-hari ini ramai-ramainya pengemis musiman, tapi tahun ini terlihat sepi," ujarnya.

Para pengemis musiman ini diduga pindah ke daerah di perbatasan DKI Jakar ta untuk menghindari penertiban. Meskipun demikian, kata Effendi, Satpol PP masih mewaspadai peningkatan pada sepekan sebelum lebaran.

P enertiban pada para pegemis dadakan ini akan dilakukan lewat cara persuasif baru dilanjutkan secara represif bila cara pertama gagal. Tindakan persuasif dengan cara mengimbau ini diberlakukan mengingat kondisi mereka yang terpepet kemiskinan.

Lebih lanjut, Effendi mengatakan, fenomena pengemis di Jakarta semakin mengkhawatirkan karena adanya kecenderungan eksploitasi anak. Sejumlah pengemis yang berhasil ditertibkan diketahui menyewa anak untuk menarik simpati. Anak-anak ini biasa disewa dengan tarif berkisar Rp 30.000 per hari. Beberapa anak sewaan diberi obat tidur sehingga tidak menimbulkan keributan saat penyewa beroperasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com