Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Buruh PT WRP Kisruh

Kompas.com - 24/08/2010, 03:32 WIB

Medan, Kompas - Unjuk rasa buruh PT WRP Buana Multi Corpora di Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan kisruh lantaran pengunjuk rasa kecewa dengan sikap Asisten Manager Personalia PT WRP Pardomuan Manurung, Senin (23/8). Seorang buruh melempar Pardomuan dengan bubur bayi dan buruh lainnya meludahi mobilnya.

Kekisruhan itu dipicu oleh penjelasan Pardomuan yang menurut para pengunjuk rasa tidak berdasar dan tidak konsisten. Hal serupa juga dikatakan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Tengku Irwansyah.

”Posisi Pardomuan ini tidak jelas, dia mengaku sebagai perwakilan Mister Lee (Soon Hong, pemilik PT WRP), tetapi tidak ada surat kuasa. Sekarang mengaku sebagai karyawan,” ujarnya.

Dalam dialog di sela-sela unjuk rasa ratusan buruh PT WRP itu, Pardomuan menyampaikan pesan Lee bahwa buruh dipersilakan bekerja lagi dan nanti gaji mereka akan dibayar. Andai mereka telah bekerja, buruh tidak boleh melapor kepada polisi perihal kesalahan-kesalahan PT WRP, tidak boleh berunjuk rasa, dan dilarang membuat kesalahan.

Akan tetapi, dia tidak mempunyai surat kuasa untuk mewakili Lee dan tidak memiliki bukti otentik pesan Lee tersebut. Lee sendiri sulit dikonfirmasi karena telah lari ke Malaysia. ”Saya sudah berusaha menemui Lee di Malaysia, tetapi tidak berhasil,” kata Irwansyah.

Irwansyah lantas memarahi Pardomuan lantaran penjelasannya yang tidak bisa dijadikan dasar pengambilan sikap. Bahkan, dia menilai PT WRP tidak beriktikad baik menyelesaikan perselisihan buruh karena Lee tidak serius menanggapi keluhan buruh serta undangan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.

Pardomuan lantas menjelaskan, sebenarnya dia juga korban PT WRP karena sudah dua bulan gajinya tidak dibayar.

”Jadi, saya bisa saja bergabung dengan teman-teman buruh di SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) PT WRP karena saya juga pekerja,” ujarnya.

Pengacara buruh mengatakan, karena posisi Pardomuan membingungkan, sebaiknya dia tidak diajak dalam rapat-rapat membahas langkah buruh dan pemerintah menghadapi PT WRP.

”Bisa-bisa informasi kita nanti dibocorkan Pardomuan ke Lee,” ujarnya.

Mereka lantas sepakat menutup dialog dan melanjutkannya pada Rabu. Saat Pardomuan hendak meninggalkan ruang dialog, tiba-tiba seorang perempuan melemparnya dengan segenggam bubur bayi dan mengenai pelipis kanannya. ”Apa-apaan ini?” tutur Pardomuan.

Bubur

Sejumlah polisi lantas mengawal Pardomuan keluar ruangan menuju mobilnya yang diparkir di halaman. Pengunjuk rasa lalu melempari kaca mobil dengan bubur bayi dan meludahinya. Ratusan pengunjuk rasa lainnya menghadang mobil Pardomuan sampai polisi memerintahkan mereka minggir.

Kasus ini bermula dari pemecatan ratusan buruh secara sepihak oleh PT WRP tanpa pesangon pada pertengahan tahun 2009 lalu. Mereka lantas mempermasalahkan hal itu dan sampai sekarang belum tuntas. (MHF)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com